Nasib pilu dialami Ismail dan Ibrahim (11), kembar yatim piatu di Kampung Tanjung Uma, Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam.
Kehidupan mereka berubah drastis sejak ditinggal meninggal sang ibu satu tahun lalu. Sejak saat itu, mereka harus pindah ke Batam ikut dengan sang kakak yang terlebih dahulu tinggal disana. Tidak hanya itu, mereka pun terpaksa putus sekolah karena kondisi ekonomi sang kakak yang sangat terbatas.
"Jadi sebelumnya Ismail dan Ibrahim tinggal di Jambi, sejak ibunya meninggal dunia mereka tidak ada yang merawat dan akhirnya kakaknya yang tinggal Batam membawa mereka ke Batam. Karena penghasilan kakaknya dari kuli bangunan sangat tidak menentu, akhirnya mereka terpaksa putus sekolah," ujar Saepul Malik, kepala cabang Rumah Yatim Yatim Kepulauan Riau.
Ismail dan Ibrahim yang sangat ingin sekali kembali sekolah, untuk mewujudkan semua itu, mereka berinisiatif mencari uang dengan mencari kerang di pinggir pantai dengan penghasilan 5-10 ribu perharinya
"Uang hasil dari nyari kerang mereka tabung buat beli seragam dan biaya sekolah. Mereka sangat ingin sekali bisa kembali sekolah," ungkapnya.
Diketahui, ayah Ismail dan ibrahim meninggal dunia karena sakit ketika mereka masih kecil. Sejak saat itu mereka hanya bergantung pada ibunya, namun satu tahun lalu ibu mereka meninggal dunia karena sakit kanker.
Untuk membantu dua kembar yatim piatu ini, Rumah Yatim mengadakan aksi penggalangan dana secara daring di platform donasionline.id. Alhamdulillah banyak sekali orang baik yang tersentuh dengan kisah mereka dan membantu mereka.
Di akhir Januari lalu, bantuan pertama dari salah satu donatur Rumah Yatim atas nama Ibu Wiwin menyalurkan bantuan biaya pendidikan dan Modal usaha untuk Ismail dan Ibrahim. Bantuan tersebut diberikan langsung oleh Saepul Malik selaku kepala cabang Rumah Yatim Kepulauan Riau.
Tidak hanya itu disitu, Rumah Yatim cabang Kepri pada Februari kemarin kembali menyambangi tempat tinggal Ismail dan Ibrahim untuk mengantarakan bantuan tahap kedua berupa sembako, uang tunai dan perlengkapan mandi mencuci dari para donatur.
"Alhamdulillah ketika kami kesana, Ismail dan Ibrahim terlihat sangat gembira karena sejak Februari kemarin mereka sudah sekolah lagi. Seharusnya mereka duduk di bangku kelas 5 namun karena pas semester pertama putus sekolah, akhirnya mereka duduk di bangku kelas 4 lagi. Meskipun begitu, mereka sangat senang karena mimpi besar mereka tercapai berkat bantuan dari bu Wiwin," tuturnya.
Ketika menerima bantuan tahap kedua, mereka berkali-kali mengucapkan banyak terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu mereka melalui Rumah Yatim. Tidak lupa mereka pun berdoa untuk kebaikan donatur dan Rumah Yatim.
"Alhamdulillah bantuan modal usaha yang diberikan bu Wiwin pun sudah jalan, kakaknya yang membantu mengelolanya. Untuk bantuan tahap kedua ini, Ismail dan Ibrahim mengatakan akan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membeli kebutuhan sekolah dan sisanya ditabung untuk keperluan lainnya," paparnya.
Saepul Malik mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh donatur Rumah Yatim yang telah membantu Ismail dan Ibrahim. "Alhamdulillah berkat bantuan dari para donatur akhirnya Ismail dan Ibrahim bisa sekolah, kebutuhan mereka terpenuhi, mereka tidak perlu bekerja lagi dan tentunya mereka sangat bahagia," ujarnya.
Saepul berharap, bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, kebaikan dan berkah untuk Ismail dan Ibrahim. Serta menjadi berkah, kebaikan, dan ladang pahala untuk para donatur
Mari kita lanjutkan aksi kebaikan ini, masih banyak lagi anak yatim di berbagai wilayah di Indonesia yang membutuhkan uluran tanganmu.
Salurkan donasi terbaikmu melalui Rumah Yatim
Author
Sinta Guslia