Alhamdulillah pembangunan Pondok Pesantren Al Barokah yang berlokasi di Kampung Cikadu, Desa Citepuseun, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten, telah rampung.
Kini para santri memiliki tempat tinggal, belajar dan ibadah yang kokoh, layak, nyaman dan aman. Insya Allah untuk peresmiannya akan dilakukan secepatnya.
"Alhamdulillah kini para santri tidak perlu lagi berdesakan saat tidur, sebab bangunannya udah dua lantai dan permanen. Untuk lantai pertama akan digunakan untuk asrama santri, dan lantai duanya untuk asrama santriwati serta tempat belajar para santri," ujar Ali Ridwan, salah satu relawan Rumah Yatim Jabodetabek.
Ia melanjutkan, pembangunan ponpes berlangsung sejak April tahun lalu, pembangunan berlangsung lama karena tim terlebih dahulu membuatkan sarana MCK nyaman dan aman untuk para santri.
"Kami dahulukan dulu sarana MCK nya karena itu yang paling penting. Sebelum dibangun, ponpes ini tidak memiliki sarana MCK, jika ingin melakukan kegiatan MCK, para santri terpaksa harus berjalan lebih dari 300 meter ke sumber mata air yang ada di pesawahan, dengan jalan yang sangat licin apalagi di musim penghujan," ujarnya.
Ali bersyukur karena pembangunan ponpes berlangsung lancar, para santri dan pengurus ponpes pun turut andil dalam kegiatan pembangunan ini.
"Alhamdulillah berkat bantuan dan dukungan dari para donatur, kini pembangunan ponpes dan sarana MCK yang nyaman dan aman, impian para santri bisa terlaksana. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya, semoga bangunan baru ini bisa memberikan banyak manfaat dan keberkahan untuk para pengurus dan santri, serta jadi amal jariyah untuk para donatur," tuturnya.
Diketahui, Ponpes Al-Barokah berdiri dari mimpi seorang ustadz yakni Ustad Rusdi yang merasa prihatin dengan kondisi pendidikan di kampungnya, dimana kebanyakan anak disana putus sekolah dan terpaksa harus bekerja diusia yang masih belia.
Ponpes ini berdiri sudah lebih dari 10 tahun dengan kondisi bangunan yang amat sederhana, dimana dindingnya terbuat dari bilik bambu dan lantainya dari papan.
Ukuran ponpes ini pun kecil sehingga para santri harus berdesakan ketika tidur. Saat ini ada 24 santri yang terdiri dari 16 santriwati dan 8 santri laki-laki yang belajar dan tinggal secara gratis di pondok. Mereka semua berstatus yatim dan kurang mampu.
Author
Sinta Guslia