Home / Rubrik / Berita

Rumah Yatim Jabodetabek Resmikan Kampung Perubahan Ciparahu

gambar-headline
Lebak, Banten Post Views: 50

Pada Kamis, (30/11/23) Rumah Yatim secara langsung resmikan Kampung Perubahan Ciparahu yang berlokasi di Kp. Cijulang, Desa Ciparahu, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

 

Peresmian tersebut berupa pengguntingan pita yang dilaksanakan ataupun dipimpin langsung perwakilan dari pihak Kecamatan yang didampingi oleh Direktur Pemberdayaan Rumah Yatim yaitu Sani Ramdani dan juga penandatanganan petisi dukungan dari semua pihak dan juga aparatur Pemerintahan di papan board yang sudah disediakan di lokasi kawasan kandang dan juga Kampung Perubahan.

 

Adapun kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang dilaksanakan oleh Rumah Yatim di Kabupaten Lebak diantaranya ialah mendirikan 3 jembatan, pembangunan 10 Pondok Pesantren, pembangunan 2, Rumah Harapan, pembangunan 22 Sarana MCK, UEP Bidang Peternakan 15 PM dan 1 unit perahu untuk 10 nelayan.

 

Tahap awal, Rumah Yatim mengembangkan di pola peternakan, bahwa pola peternakan yang akan dibentuk di wilayah ini adalah bagaimana untuk membangun satu komunitas atau satu koperasi, di sana nanti ada kegiatan-kegiatan yang mengikat terhadap para petani yang memang telah Rumah Yatim beri bantuan peternakan. 

 

Target utamanya adalah bagaimana mereka memiliki penghasilan yang stabil, di tahun pertama merubah mereka dari pola pikir, yang kedua adalah terlepas dari lilitan hutang, lalu beberapa wilayah dan beberapa orang di wilayah ini juga ada kegiatan-kegiatan tentang berhutang memang harus dilepas dan harus di edukasi untuk para mustahiknya. 

 

Selanjutnya konsep yang dibangun untuk peternakan ini adalah Rumah Yatim akan mengedukasi dengan pola ataupun akad, salam ataupun bagi hasil terhadap para mustahik yang nanti diberikan amanah untuk mengurus domba yang ada, dan polanya nanti ketika misalkan sudah besar, karena pola yang dibikin di Lebak ini adalah pola pengembangbiakan, nanti apabila setelah domba ini berkembang biak dan nantinya dijual, maka hasil penjualannya itulah yang akan diatur untuk penggunaannya. Beberapa persen masuk ke kas kelompok dan presentasi paling besarnya di angka 70% itu dari keuntungan tadi adalah masuk ke para petani. Uang tersebut juga setelah nanti masuk ke kelompok akan terus dikembangkan pengembangannya tentunya terhadap internal mereka sendiri terlebih dahulu.

 

Apabila pemenuhan ekonominya belum memenuhi standar yang ada, pokoknya target tahun pertama ini adalah pembenahan mindset dan juga bagaimana upaya untuk merubah mereka dari mustahik menjadi munfiq.

 

Dalam peningkatan ekonomi, pola ini dibuat karena dilihat di sana ada beberapa lahan tidur yang bisa dimanfaatkan. Pertama sawahnya akan ditanami oleh padi sebagai juga bentuk penghasilan tambahan dari penghasilan pekerjaan yang sebenarnya mereka sudah bekerja sehari-hari. Edukasi di awal yang kita sampaikan ke masyarakat dan mustahik yang ada, bahwa peternakan yang diberikan oleh Rumah Yatim, bukan untuk mengalihkan pekerjaan utama mereka, sehingga mereka akhirnya fokus di peternakan. Pekerjaan utama mereka tetap berjalan seperti biasa hanya saja dengan adanya Rumah Yatim membantu dalam bidang peternakan itu menjadi nilai tambah untuk meningkatkan penghasilan merekat. Kedua karena memang dikhawatirkan nanti dari segi rumput dan lain-lainnya juga agak sulit makanya di wilayah-wilayah kandang dan di lahan-lahan tidur itu akan ditanami juga odot yaitu rumput untuk para domba. Odot ini sebenarnya tumpangsari dari palawija yang akan kita tanam di wilayah itu.

 

Kemudian yang Rumah Yatim akan kembangkan selanjutnya adalah bagaimana mengangkat produk-produk lokal yang ada di wilayah Lebak ini. Yang pertama ada kegiatan-kegiatan masyarakat berkenaan dengan penyulingan minyak cengkeh yang kualitasnya bagus. Hal ini yang akan menjadi project tambahan ke depannya bagaimana Rumah Yatim akan mengangkat hasil hasil pekerjaan-pekerjaan tangan mereka, hasil-hasil lokal yang memang terkenal dan juga bagus di wilayah tersebut.

 

Rumah Yatim akan membantu dari segi pemasaran. Selain minyak cengkeh, di sana juga ada minyak kelapa asli (virgin coconut oil). Mereka melakukan penyaringan dari kelapa tetapi masih dengan cara manual dan hasilnya juga bagus. Dilihat secara pengemasan mereka sudah ada, tinggal secara pemasaran yang akan Rumah Yatim bantu.

 

Nantinya bisa juga menjadi merchandise untuk para donatur bahkan bisa dijual ke pasar bebas. Terdapat juga produk seperti emping asli dan produk gula aren asli yang nantinya akan menjadi bagian dari pengembangan. 

 

Jadi terdapat beberapa program peningkatan ekonomi yang Rumah Yatim sasar di sana. Yang pertama untuk memberikan bantuan di bidang peternakan, yang kedua di bidang pertanian ataupun perkebunan dengan menanam padi dan juga palawija, yang ketiga adalah peningkatan produk lokal ataupun UMKM.

 

Efek yang diharapkan setelah program-program tersebut itu berjalan, tidak hanya peningkatan secara kualitas ekonomi yang terjadi di Kampung Perubahan ini, tetapi juga peningkatan di kapasitas kapasitas yang lainnya. Ada kapasitas berkenaan dengan dakwah, seperti bagaimana penguatan mereka terhadap ibadah-ibadah wajibnya dan sunnahnya. Terus yang selanjutnya adalah diharapkan adanya peningkatan dari kualitas pendidikan masyarakat yang ada di sana, dengan berbagai akses. Sehingga nanti ketika pola pikirnya menjadi lebih baik, maka menjadi suatu urgenitas ketika melihat bahwa anak-anak mereka harus melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. 

 

Tentunya Rumah Yatim juga ingin menghadirkan beberapa pakar ataupun orang-orang yang ahli di bidang-bidang tersebut, baik di pertanian maupun di peternakan dan perkebunan. Rumah Yatim juga akan menggandeng beberapa pihak mengenai peningkatan di kualitas ekonomi yang akan diselenggarakan terhadap para mustahik yang berada di wilayah ini.

 


Author

img-author

Ridho Nur Hidayatulloh

1 tahun yang lalu