Home / Rubrik / Berita

Rumah Yatim Jawa Tengah Berikan Bantuan untuk Bapak Topik, Penjual Cilok Keliling Demi Hidupi Anaknya Celebral Palsy

gambar-headline
Jawa Tengah Post Views: 20

Bapak Topik(50), seorang ayah yang banting tulang demi kesembuhan anaknya Wilda yang sakit Celebral Palsy.

 

Bapak Topik merantau di daerah Kuningan, Jawa Barat, ia bekerja sebagai penjual cilok keliling disana. Sedangkan ibunya fokus merawat wilda di rumahnya.

 

Penghasilan pak Topik cukup besar 75 ribu/hari, namun sayang uang itu masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan Wilda, pa Topik harus membayar kontrakan di Kuningan setiap bulannya, belum lagi untuk makan sehari-hari disana. Uang tersebut hanya sisa 30 rb yang digunakan untuk pengobatan Wilda dan istri.

 

“Yang paling bikin saya resah adalah gizi Wilda, yang seharusnya susunya itu khusus, tapi saya cuma mampu beli susu sachetan harga 2 ribu," ujar Bapak Topik

 

Untuk menambah penghasilannya pak Topik membuka service alat-alat elektronik seperti Tv dan lainnya. Semua ia lakukan demi bisa manafkahi keluarganya dan anaknya bisa sembuh.

 

"Saya cuma ingin Wilda sembuh pak, kasihan dia gak bisa bicara, cuma bisa nangis, ketawa, makan juga disuapi kayak anak bayi. Hati bapak mana sih yang gak hancur lihat anaknya berbeda dengan anak yang lain," tutur Bapak Topik dengan berlinangan air mata.

 

Mengetahui kondisi tersebut, Tim Rumah Yatim mengunjungi kediaman Istri pak Topik dan anaknya untuk memberikan Bantuan Biaya Hidup berupa santunan tunai, sembako dan buah-buahan, dengan harapan bantuan ini bisa meringankan beban Bapak Topik dan keluarga.

 

Bantuan tersebut berasal dari Penggalangan Dana Rumah Yatim secara daring di platform Donasionline.id.

 

“Alhamdulilah Bantuan untuk Bapak Topik sudah kami sampaikan melalui istrinya, beliau sangat senang dan berterimakasih untuk Rumah Yatim dan para Donatur, semoga bantuan ini bisa membantu meringankan beban Bapak Topik dan Keluarga dan semoga menjadi ladang pahala untuk para donatur,” tutur Muhammad Saefudin.


Author

Fina Robbani

2 tahun yang lalu