Pekerjaan rumah sejatinya harus dilakukan oleh setiap anggota dalam rumah tersebut. Begitupun bagi semua anak asuh di asrama Rumah Yatim baik itu perempuan maupun laki-laki. 

Dengan melakukan pembiasaan melakukan pekerjaan rumah, terutama bagi anak laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan rumah sangat berdampak baik bagi pribadi mereka. 

Tidak ada yang salah bagi laki-laki ketika mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan itu merupakan hal yang baik dan memang sepatutnya dilakukan. 

Anak perempuan harus bisa melakukan pekerjaan rumah begitupun anak laki-laki karena dengan melakukan pembiasaan dalam mengerjakan pekerjaan rumah bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab, misalnya dengan memberikan tugas pekerjaan rumah berkaitan dengan pribadi mereka seperti dalam membereskan tempat tidur, membersihkan kamar mereka, sehingga mereka menjadi mandiri dan memiliki tanggung jawab terhadap kewajiban mereka. 

Ketika laki-laki mengerjakan pekerjaan rumah secara tidak langsung itu dapat mematahkan secara streotip gender, karena pekerjaan rumah tidak harus dilakukan oleh perempuan saja. 

Hal itu akan membuat mereka menjadi terbiasa dan nantinya bisa mengajarkannya kepada anak-anaknya kelak mereka pada saat dewasa sehingga streotip gender mengenai pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh perempuan saja bisa terpatahkan. 

Anak asrama rumah yatim sama sekali tidak keberatan mengenai pembiasaan mengerjakan pekerjaan rumah. Karena mereka juga merasa dengan begitu mereka menjadi terbiasa dan menjadi bagian dari tanggung jawab mereka.