Kakek Ismail (68), sudah puluhan tahun bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah. Namun, sudah dua tahun ini ia tidak bisa bekerja karena sakit stroke.
Selama sakit, semua pekerjaan kakek di kerjakan nek Jamila selaku istrinya. Meski kondisi nek Jamilah sudah lemah dan sering sakit-sakitan, ia tidak pernah menyerah dan mengeluh.
Ketika bekerja, nek Jamila kerap kali dibantu oleh para siswa dan guru. Mereka tidak tega melihat nek Jamila harus bekerja berat setiap hari.
Kakek Ismail saat ini tinggal di Jl. Tanjung Pura Gg. Suez, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan, bersama istri dan kakaknya yang menderita sakit komplikasi diabetes dan pernafasan.
Dalam sebulan, istri kakek mendapat penghasilan sebanyak 900 ribu, namun penghasilan tersebut diberikan setiap tiga bulan sekali.
Kepada tim relawan Rumah Yatim Kalbar, kakek Ismail mengatakan jika penghasilan istrinya digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, bayar listrik dan air, serta pengobatan tradisional kakek.
"Dalam dua minggu kakek terapi seharga 200 ribu, sebulan jadi 400 ribu. Gaji nenek belum cukup buat makan dan bayar ini itu, jadi nenek sering kasbon ke pihak sekolah. Biar ngga banyak kasbon, kami seringnya makan cuman sama kecap aja," ujar kakek Ismail.
Sebenarnya kakek Ismail memiliki tiga anak, mereka semua sudah berkeluarga dan hidup pas-pasan sehingga belum bisa membantu banyak orang tuanya. Ketika masih sehat dan bisa bekerja, kakek kerap kali membantu anak-anaknya dengan memberikan uang jajan untuk cucu-cucunya, namun sejak sakit, kakek tidak bisa membantu banyak.
Merespon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk kakek Ismail dan keluarganya. Bantuan tersebut diterima kakek dengan penuh haru bahagia.
"Meskipun tidak banyak, kami berharap bantuan ini bisa memberikan manfaat serta mengurangi beban kakek Ismail dan keluarganya. Mudah-mudahan kedepannya Rumah Yatim bisa kembali membantu mereka," tutur Nimas, salah satu relawan Rumah Yatim Kalbar.
Author
Sinta Guslia