Home / Rubrik / Berita

Bantuan Biaya Hidup untuk Dika, Yatim Penjual Lato-lato di Lantebung Makassar

gambar-headline
Sulawesi Selatan Post Views: 22

Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Dika (12) anak yatim penjual lato-lato di Lantebung, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Bantuan tersebut diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan Dika dan ibunya selama beberapa bulan kedepan.

Menurut penuturan Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulsel, bantuan tersebut diterima Dika dengan penuh haru bahagia. Berkali-kali anak tangguh ini mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah membantu dan peduli padanya.

Lebih lanjut, Yudi mengatakan jika Dika jualan lato-lato di pinggir jalan setiap pulang sekolah. Dika rela menghabiskan sebagian waktunya untuk jualan supaya bisa menggantikan ibunya mencari nafkah.

Ibu Dika merupakan seorang penyandang disabilitas tunarungu dan tunawicara, sebelum sakit-sakitan, sang ibu bekerja sebagai pemulung. 

"Dika yang tidak tega melihat ibunya sakit-sakitan berinisiatif untuk bekerja, ia ingin agar ibunya bisa fokus istirahat di rumah. Setiap pulang sekolah sampai malam, Dika jualan lato-lato milik orang lain. Jika jualannya laku banyak, ia diupah 7 ribu rupiah," ujarnya.

Saat ini Dika dan ibunya tinggal di rumah kecil tak layak huni berukuran 4x5 meter. Jika hujan tiba, hampir seluruh bagian rumah Dika bocor dikarenakan atapnya yang sudah banyak bolong. Dika tidak bisa memperbaiki rumahnya dikarenakan tidak memiliki uang, jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan saja ia dan ibunya sering kesulitan.

 

"Bantuan ini sangat layak diberikan kepada Dika, mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak keberkahan, manfaat dan kebahagiaan untuk Dika dan ibunya. Terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu Dika melalui Rumah Yatim, semoga kebaikan para donatur dibalas oleh Allah dengan balasan yang terbaik," tutup Yudi.

 


Author

img-author

Sinta Guslia

2 tahun yang lalu