Home / Rubrik / Berita

Beasiswa Pendidikan untuk Ipron dan Faris, Kakak Beradik Yatim Pencari Rongsokan di Pandeglang

gambar-headline
Jabodetabek Post Views: 25

Rumah Yatim area Jabodetabek memberikan beasiswa pendidikan berupa uang tunai kepada Ipron dan Faris, dua kakak beradik yatim pencari rongsokan di Kampung Gunung Batu, Desa Cikadongdong, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.

Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id. diharapkan bantuan ini bisa mendukung pendidikan Ipron dan Faris, serta bisa memberikan banyak manfaat dan meningkatkan semangat mereka dalam menuntut ilmu dan menggapai cita-cita.

Menurut penuturan Eri Piatna, salah satu relawan Rumah Yatim Jabodetabek, ketika beasiswa tersebut diberikan, Ipron dan Faris terlihat sangat gembira. Mereka mengatakan akan menggunakan beasiswa ini untuk membeli seragam, tas, sepatu dan alat tulis, serta sisanya akan digunakan untuk membayar hutang membeli handphone untuk belajar daring saat pandemi lalu.

"Alhamdulillah senang sekali bisa melihat senyum bahagia mereka. Semoga bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk mereka, serta menjadi ladang pahala untuk para donatur Rumah Yatim," ujarnya.

Sejak ditinggal meninggal sang ayah, Ipron dan Faris berinisitaif membantu sang ibu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka melakukan semua itu karena tidak tega melihat sang ibu yang bekerja keras demi mereka.

Setiap pulang sekolah, tepatnya setelah makan siang, Ipron dan Faris bergegas pergi keliling kampung sejauh 10 KM untuk mencari rongsokan, biasanya mereka cari rongsokan sampai menjelang maghrib. 

Rongsokan yang didapat mereka tidak langsung dijual ke pengepul, melainkan dikumpulkan selama satu minggu. Dalam seminggu rongsokan mereka hanya terjual 20 ribu saja. Nantinya uang tersebut akan mereka Serahkan kepada sang ibu untuk dibelanjakan beras.

"Ibu dari de Ipron dan Faris ini bekerja sebagai buruh tani di sawah. Penghasilannya kecil dan tidak menentu, ibu mereka sering kesulitan untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya," ujar Eri.

Sejak sang ayah meninggal, kehidupan Ipron dan Faris menjadi lebih sulit. Jangankan untuk beli seragam, untuk makan saja mereka kesulitan.

Ipron sang kakak terpaksa ke sekolah dengan menggunakan celana hitam dan seragam putih pemberian dari tetangga. Seharusnya ia memakai celana biru tua, namun ia tidak memiliki uang untuk membelinya. Ipron dan Faris pun ke sekolah tidak menggunakan sepatu, sepatu mereka sudah rusak dan kecil.

"Mereka ke sekolah hanya memakai sandal saja, seragam mereka juga sudah lusuh dan kecil. Meski hidup dalam kondisi sangat kurang, mereka tidak pernah banyak mengeluh, mereka pun memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu dan menggapai cita-cita menjadi orang sukses supaya bisa memperbaiki kondisi ekonomi keluarga," tutur Eri.

Ia melanjutkan jika beasiswa ini sangat layak diberikan kepada mereka. "Semoga mereka sehat selalu dan tumbuh menjadi anak yang cerdas, sukses dan menjadi kebanggaan ibu serta para donatur Rumah Yatim. Terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Ipron dan Faris, semoga Allah membalas semuanya dengan balasan yang terbaik," tandasnya.

 


Author

img-author

Sinta Guslia

2 tahun yang lalu