Kisah pilu dialami seorang perempuan lanjut usia (lansia) bernama Hamidah (70), warga Kampung Bukit Indah, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau. 

Ditengah kondisinya yang lemah secara fisik dan ekonomi, Hamidah seorang diri harus merawat anaknya yang divonis orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) sejak lima tahun lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lansia ini bekerja sebagai pencari rongsokan dengan penghasilan 5 sampai 10 ribu rupiah. Hal ini membuat Hamidah dan anaknya hanya mampu makan dengan nasi dicampur kecap saja.

Kepala Cabang Rumah Yatim Kepulauan Riau, Saepul Malik mengatakan jika, Hamidah dan anaknya tinggal disebuah gubuk kecil yang jauh dari kata layak. Jika hujan besar tiba, seluruh isi gubuk mereka akan basah karena bocor dimana-mana.

Meski sering sakit, Hamidah tidak pernah menyerah dan berhenti dalam mencari nafkah. Ia sadar betul jika dirinya tidak bekerja, maka ia dan anaknya tidak akan makan.

Sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya, Rumah Yatim cabang Kepulauan Riau memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk Hamidah dan anaknya.

Bantuan tersebut diterima mereka dengan penuh sukacita dan antusias. "Nek Hamidah sebelumnya tidak pernah menyangka akan menerima bantuan ini, berkali-kali beliau mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur. Sebelum tim Rumah Yatim pulang, nek Hamidah dan anaknya berdoa untuk kebaikan Rumah Yatim dan para donatur," tutur Saepul Malik.

Saepul berharap, bantuan yang diberikan Rumah Yatim dan donatur bisa memberikan banyak manfaat, berkah serta bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka selama beberapa bulan kedepan.

"Mudah-mudahan bantuan ini bisa menjadi berkah dan ladang pahala untuk para donatur yang telah membantu nek Hamidah dan anaknya melalui Rumah Yatim," tutupnya.