Sindrom Apert adalah jenis dismorfik kraniofasial kongenital yang langka dan sindaktili parah pada tangan dan kaki. Sebagian besar kelainan tersebut bersifat sporadis yang disebabkan oleh kualitas reproduksi dari orangtuanya yang kurang baik. Arini anak perempuan berusia empat tahun asal rancaekek menderita Apert Syndrome sejak lahir, sehingga ia mengalami kelumpuhan di beberapa bagian tubuhnya. Arini merupakan anak yang ditelantarkan orang tuanya, hanya tetangganya saat ini yang merawatnya dengan tulus. Jabar Quick Response Bersama Rumah Yatim kembali berkolaborasi dalam menindaklanjuti situasi ini agar Arini dapat setidaknya hidup layak.
Pada Rabu (16/3) Rumah Yatim bersama JQR memberikan bantuan pendampingan untuk pemisahan operasi kaki dan area mata Arini. Arini seorang anak yatim berusia 5 tahun yang menderita kelainan di berbagai tubuhnya, yang dikenal sebagai Apert Syndrome. Arini telah lama menantikan bantuan untuk menjalani operasi pemisahan jari-jari kakinya yang akan dilakukan di Santosa Kata Bandung.
"Kami sangat berterima kasih kepada Rumah Yatim dan JQR atas bantuan pendampingannya untuk Arini. Kami berharap operasi ini akan membantu Arini untuk hidup lebih baik dan dapat menjalani kehidupan yang lebih normal seperti anak-anak lainnya," ujar ibu Dede yang merawat Arini.
Kontributor : Reza Rahmandika
Author
Rizqi Astera Ayuningtyas