Rindu (13) dan Rival (16) dua kakak beradik yatim di Kelurahan Labuhbaru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru terpaksa putus sekolah lantaran kondisi ekonomi keluarga. Rindu dan Rival kini membantu sang ibu berjualan gorengan keliling.
Setiap hari, kakak beradik ini keliling jalan kaki sejauh 8 KM untuk menjajakan jualannya mulai dari bakwan, tahu isi dan perkedel jagung.
Gorengan tersebut merupakan buatan ibu mereka, jika gorengannya habis terjual, mereka akan mendapat keuntungan sebanyak 50 ribu, namun jika tidak, mereka hanya mendapat keuntungan 20 ribu saja.
Tisna, Kepala cabang Rumah Yatim Riau menyampaikan jika Rival dan Rindu terpaksa putus sekolah setelah ayah mereka meninggal dunia karena sakit. Rival putus sekolah sampai menengah pertama, sementara Rindu hanya sampai sekolah dasar saja.
"Mereka terpaksa putus sekolah karena tidak ada biaya, kepada tim kami mereka mengaku sering merasa iri ketika melihat anak-anak lain bisa sekolah, mereka sangat ingin kembali sekolah agar bisa menggapai cita-cita mereka," ujar Tisna.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim cabang Riau memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Rindu dan Rival. Bantuan tersebut langsung diterima Rindu dan ibunya dikediaman mereka.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur telah diberikan kepada Rindu dan Rival. Ketika kami kesana, Rival sedang tidak ada di rumah karena sedang bekerja dengan saudaranya," ungkap Tisna.
Ia berharap bantuan ini bisa meringankan beban dan membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka selama satu bulan kedepan.
"Semoga bantuan ini bisa membantu Rindu dan Rival sekolah lagi, dan membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mohon doanya semoga penggalangan dana yang sedang Rumah Yatim lakukan untuk membebaskan mereka dari putus sekolah bisa terealisasi," tutip Tisna.
Terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Rival dan Rindu melalui Rumah Yatim. Semoga bantuan yang diberikan bisa menjadi bekah, manfaat, kebaikan dan ladang pahala.
Author
Sinta Guslia