Home / Rubrik / Berita

Kisah Pilu Lansia Penjual Surabi di Pandeglang yang Hidupi Anak ODGJ dan Dua Cucu Yatim

gambar-headline
Jabodetabek Post Views: 34

Kisah pilu dialami seorang perempuan lanjut usia (lansia) bernama Sana’ah (61) seorang pedagang serabi di Pandeglang. Di tengah kondisi fisik dan ekonomi yang terbatas, ia harus merawat anak semata wayangnya yang divonis orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) beserta dua cucu yatimnya.

 

Kepada tim relawan Rumah Yatim Jabodetabek, Sana’ah bercerita jika dirinya sudah bertahun-tahun merawat putri semata wayangnya yang mengalami depresi pasca menjadi TKW dari luar negeri. Putrinya nekat jadi TKW supaya bisa memenuhi kebutuhan dua anaknya.

 

"Setelah suami anak saya meninggal, dia pergi ke negara tetangga buat jadi TKW dengan harapan ingin memperbaiki ekonomi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Tapi sepulang dari sana dia depresi dan linglung. Akhirnya dia diam di rumah saja dan nenek yang urus semuanya,"tuturnya.

 

Sana'ah melanjutkan, setiap hari ia mencari nafkah dengan berjualan surabi di depan rumah tetangganya. Penghasilan yang didapat tidak banyak, yakni 15 ribu perharinya. 

 

"Penghasilan nenek cuman cukup buat makan aja, itu juga makannya sama garam atau kerupuk," katanya.

 

Setiap hari Sana’ah selalu dilanda kekhawatiran akan pendidikan cucu bungsunya. Keterbatasan ekonomi yang dialaminya membuat cucu pertamanya putus sekolah di bangku kelas 1 SMP, ia tidak mau cucu keduanya bernasib sama yakni putus sekolah.

 

"Cucu pertama nenek harusnya kelas 3 SMP, tapi dia terpaksa putus sekolah karena ngga ada biaya. Sekarang yang sekolah itu cuman cucu kedua, dia sekarang kelas 1 SMP. Mudah-mudahan dia bisa sekolah sampe perguruan tinggi dan kakaknya bisa kembali melanjutkan sekolah," tuturnya.

 

Saat ini, Sana’ah, anak dan kedua cucu yatimnya tinggal di rumah tak layak huni di Kampung Apolo RT 004/03, Desa Sobang, Kecamatan Sobang, Pandeglang, Banten. Dalam setiap doanya, ia berharap putrinya bisa sembuh, cucunya bisa sekolah dan ia bisa sehat terus supaya bisa terus mencari nafkah.

 

Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim Jabodetabek melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Sana’ah. Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id. 

 

"Alhamdulillah ya Allah, nenek sangat senang bisa menerima bantuan ini. Baru kali ini nenek nerima bantuan dengan jumlah banyak dan lengkap, bantuan ini sangat membantu dan berarti sekali. Insya Allah bantuan uang tunainya akan nenek gunakan untuk tambahan modal jualan, kebetulan modal jualan nenek udah hampir habis kepake buat makan," tutur Sana’ah.

 

Tidak lupa, ia pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah meringankan beban dan membantunya dalam memenuhi kebutuhan harian keluarga.

 

"Semoga bantuan ini bisa menjadi berkah dan ladang pahala untuk para donatur dan tim Rumah Yatim. Sekali lagi terima kasih atas semua kebaikannya," tandas Sana’ah.

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

2 tahun yang lalu