Pada Sabtu (18/3), tim relawan Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat kembali terjun ke daerah terisolir untuk menyalurkan bantuan. Kali ini, tim menyambangi daerah terisolir minim listrik di Dusun Selat Kering, Desa Punggur Kapuas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Disana tim membagikan bantuan 50 paket sembako kepada masyarakat prasejahtera disana, adapun untuk kegiatan pembagian bantuannya diadakan di mushola.
Menurut Nimas Amalia Ulfa, salah satu relawan Rumah Yatim Kalbar, untuk sampai ke Dusun Selat Kering, tim harus melewati jalur sungai dengan menggunakan speed boat selama 40 menit dari desa Punggur Kapuas.
Awalnya tim akan menggunakan dua speed boat, namun dikarenakan yang datang hanya satu, jadinya tim terpaksa menggunakan satu speed boat sembari membawa 50 paket sembako. Meski saat itu kondisi sedang mendung, tim tetap melanjutkan perjalanannya agar bantuan sembako amanah dari para donatur bisa segera diterima oleh masyarakat disana.
"Alhamdulillah meski ditengah perjalanan speed boat kami sempat mogok ditambah hujan deras, tapi kami sangat bersyukur bisa sampai dengan selamat ke Dusun Selat Kering, disana kami disambut hangat oleh para warga. Mereka mengungkapkan rasa syukurnya bisa bertemu dan menerima bantuan dari Rumah Yatim," tutur Nimas.
Selain menyalurkan bantuan di mushola, tim pun membagikan bantuan secara door to door kepada masyarakat yang sakit atau lansia yang sudah tidak kuat berjalan jauh. Semua itu dilakukan agar seluruh warga Dusun Selat Kering mendapat bantuan sembako Rumah Yatim dan merasakan manfaatnya.
"Alhamdulillah kegiatan penyaluran bantuan berlangsung sangat lancar, para warga pun sangat senang karena baru kali ini mereka menerima bantuan sembako. Mereka berharap kedepannya Rumah Yatim bisa kembali menyalurkan bantuan di Dusun mereka," kata Nimas.
Ia pun berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah serta kebaikan untuk warga Dusun Selat Kering. "Semoga bantuan pun ini bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur Rumah Yatim," tutupnya.
Diketahui, sudah puluhan tahun tepatnya dari tahun 1970, warga Dusun Selat Kering belum menikmati akses listrik. Hanya masjid saja yang bisa menikmati akses listrik, itupun hanya digunakan untuk pengeras suara dan satu lampu.
Untuk penerangan di malam hari, sebagian besar warga disana menggunakan lampu Pelita. Hanya sebagainya kecil yakni orang-orang mampu saja yang bisa menggunakan genset pribadi untuk penerangan lampu.
Kondisi ekonomi warga yang terbatas, dimana pekerjaan mereka hanya nelayan dan petani kecil, membuat mereka belum bisa membeli genset.
Selain kesulitan mendapat akses listrik, warga disana pun kesulitan untuk mendapat akses kesehatan, pendidikan dan pasar. Jika ingin mendapatkan akses tersebut, warga harus melewati jalur air sungai dengan menggunakan sampan selama satu jam.
Jika ada warga sakit parah, kepala Dusun disana akan memanggil bidan desa untuk memeriksa warganya.
#pejuangkebaikan Alhamdulillah zakat, infak dan sedekah yang disalurkan melalui Rumah Yatim telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat prasejahtera di Dusun terisolir. Semoga Allah membalas semua kebaikan dari para donatur.
Mari lanjutkan aksi kebaikan ini, karena masih banyak lagi masyarakat prasejahtera di berbagai pelosok di Indonesia yang membutuhkan bantuan dari kita semua. Salurkan donasi terbaikmu di Rumah Yatim.
Author
Sinta Guslia