Lembaga Amil Zakat Nasional Rumah Yatim Sumatera Utara melakukan berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat untuk warga yang sedang mengalami kesulitan.
Pada Minggu (14/05/23), Lembaga Amil Zakat Nasional Rumah Yatim telah menyalurkan bantuan program biaya hidup kepada warga yang membutuhkan bantuan.
Bantuan program biaya hidup diberikan kepada Chairiah oleh Rumah Yatim di kediamannya di Lingkungan VI, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan Sumatera Utara.
Rumah Yatim memberikan bantuan berupa uang tunai yang secara langsung diberikan kepada Chairiah.
Chairiah (17), sejak masih bayi umur 8 bulan Ia mengalami sakit step atau kejang pada bayi yang membuatnya saat ini mengalami cacat fisik di bagian tangan dan kaki kirinya.
Saat usianya menginjak 2 tahun ibunya pergi menikah lagi, lalu meninggalkan Chairiah dan ayahnya begitu saja.
Ibunya enggan menerima dan mengasuh Chairiah karena ia mengalami cacat fisik, mulai saat itu ia hidup tanpa mendapat kasih sayang seorang ibu, hanya dibesarkan dan didik oleh seorang ayah Chairiah kemudian harus menerima dan mengikhlaskan sang ayah menghadap sang kuasa.
Ayah Chairiah meninggal dunia pada tahun 2015 silam karena sakit lambung kronis yang diderita ayahnya sejak lama. Tak ada lagi sosok seorang ayah yang mampu melindunginya yang tak jarang Chairiah sering menjadi bahan ejekan teman-temannya dan hampir mengalami kekerasan seksual orang yang tak dikenal.
“Ayah..Chairiah kangen sekali sama ayah, semoga ayah tenang dan lapangkan kubur ayah disana,” ucap Chairiah sambil melihat foto ayahnya.
Menjadi seorang yatim tanpa ibu chairiah sekarang ini hanya tinggal berdua bersama neneknya Nurasraini (61) di rumah peninggalan almarhum kakeknya.
Demi berjuang bertahan hidup Chairiah dan nenek saat ini bekerja menjadi buruh pengupas udang, Ia terpaksa ikut bekerja dan putus sekolah untuk membantu bekerja, sebab neneknya juga sudah mulai sakit-sakitan dan tidak mampu lagi membiayai iya sekolah.
Chairiah dan neneknya bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 2 siang dan harus berjalan sejauh 3 km menuju tempat kerjanya.
Seminggu Chairiah dan nenek hanya bisa bekerja 2 sampai 3 hari sebab ketersedian udang tidak setiap hari ada.
Untuk upahnya juga tidak banyak Chairiah dan nenek diberi upah hanya 10-20 ribu perhari tergantung dari banyaknya udang yang mereka kupas.
Chairiah hanya mampu sekolah sampai SMP dan chairiah ingin melanjutkan sekolahnya kembali dan bercita-cita menjadi guru agama.
Tidak patah semangat mewujudkan cita-citanya iya juga kini menjadi guru mengaji untuk anak-anak nelayan daerah rumahnya, setiap sore iya mengajar mengaji dirumahnya meskipun serba keterbatasan hanya ada satu buah Al Quran dan dua iqra yang mereka gunakan secara bergantian. Chairiah tidak mematokan biaya mengaji kepada anak-anak, Ia ikhlas mengajarkan anak-anak mengaji yang terpenting baginya adalah anak-anak masih semangat untuk mengaji.
"Saya mengucapkan terima kasih pada para donatur yang telah memberikan bantuan kepada saya, semoga para donatur diberikan keberkahan rezeki dan kepada para relawan Rumah Yatim diberi kesehatan", ucap Chairiah.
Semoga dengan disalurkannya bantuan untuk Chairiah dapat bermanfaat untuk Chairiah dan keluarganya.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh