Home / Rubrik / Berita

Bolehkah Mendoakan Keburukan untuk Orang Lain?

gambar-headline
Bandung Post Views: 2096

Dalam menjalani kehidupan, kita terkadang menerima perlakuan dzalim dari lingkungan sekitar. Perlakuan dzalim ini bisa dari tindakan perbuatan ataupun perkataan yang menyakiti hati.

Ketika didzalimi ada orang yang langsung berontak dan membalas, namun ada juga orang yang tidak mempu membalas tapi terbesit ingin membalas kedzaliman tersebut dengan mendoakan keburukan kepada orang yang mendzaliminya

 

Lantas, bolehkah kita mendoakan keburukan untuk orang lain ?

 

Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risalatul Mu‘awanah wal Mudzaharah wal Muwazarah, halaman 141, menjelaskan tentang larangan mendoakan jelek dan melaknat, baik ditujukan pada diri sendiri, orang lain maupun sesuatu apa pun di luar dirinya sebagai berikut:

Artinya: “Jangan sekali-kali mendoakan datangnya bencana atau mengutuk diri sendiri, keluargamu, hartamu ataupun seseorang dari kaum Muslimin walaupun ia bertindak zalim terhadapmu, sebab siapa saja mengucapkan doa kutukan atas orang yang menzaliminya, berarti ia telah membalasnya. Rasulullah SAW telah bersabda: "Jangan mendoakan bencana atas dirimu sendiri, anak-anakmu ataupun harta hartamu. Jangan-jangan hal itu bertepatan dengan saat pengabulan doa oleh Allah SWT,"

 

Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:   

 

Pertama, mendoakan jelek atau melaknat siapa pun dan apa pun dari kaum Muslimin termasuk diri sendiri, harta benda, keluarga dan orang lain agar tertimpa suatu bencana sangat tidak dianjurkan sekalipun mereka telah berbuat kedzaliman kepada kita. Artinya tidak sepantasnya kita melakukan hal yang sama buruknya sebab mendoakan jelek dan melaknat bukan akhlak karimah. Doa yang sebaiknya diucapkan untuk orang yang telah berbuat dzalim adalah doa yang baik saja, misalnya agar ia mendapatkan hidayah dari Allah SWT, lalu menyadari kesalahannya dan bertaubat.

 

Kedua, mengucapkan doa buruk atau laknat atas orang lain agar tertimpa bencana bisa sama saja dengan melaknat diri sendiri. Alasannya, sebagimana dijelaskan Rasulullah SAW, adalah bisa saja pada saat kita mengucapkan doa buruk atau laknat kepada orang lain, pada saat itu Allah sedang menghendaki terkabulnya doa-doa, sementara orang lain tersebut ternyata tidak pantas mendapat doa buruk tersebut karena tidak bersalah, misalnya. Doa buruk seperti itu bisa berbalik kepada diri sendiri sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad di halaman yang sama (hal. 141) sebagai berikut: 

 

Artinya: “Ketahuilah bahwa suatu doa buruk atau laknat, bila telah keluar dari mulut seseorang, akan naik ke arah langit, maka ditutuplah pintu-pintu langit di hadapannya sehingga ia turun kembali ke bumi dan dijumpainya pintu-pintu bumi pun tertutup baginya, lalu ia menuju ke arah orang yang dilaknat jika ia memang patut menerimanya , atau jika tidak, laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkannya,".

 

Dari kutipan di atas sangat jelas bahwa doa buruk atau laknat memiliki dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, orang yang di doakan buruk akan terkena bencana jika memang menurut Allah ia pantas menerimanya. Kemungkinan kedua, jika ternyata Allah memandang lain, maka bencana itu akan menjadi bumerang atau berbalik arah menuju orang yang telah mengucapkannya. Ini artinya sangat riskan melakukan kutukan atau melaknat orang lain. 

 

...

Semoga kita dijauhkan dari sifat suka mendoakan buruk orang lain terutama sesama muslim. Ketika kita merasa tersakiti atau marah terhadap perilaku seseorang, lebih baik kita berdoa agar Allah membukakan hati dia untuk memahami dan mengubah perilaku, daripada mendoakan keburukan untuknya.

Dengan menjaga hati yang bersih dan berdoa dengan ikhlas, Insyaallah, Allah akan mengabulkan doa-doa kita yang baik dan bermanfaat bagi semua. 

 

Semoga bermanfaat 

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

1 tahun yang lalu