Sungguh malang nasib Akram (8), diusianya yang masih sangat kecil, ia sudah menjadi yatim piatu dan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikannya.
Sejak ditinggal meninggal ibu dan ayahnya, Akram tinggal bersama kakak sepupunya. Setiap pulang sekolah, ia bekerja sebagai penjual minyak gosok milik orang lain dengan upah yang tidak menentu, kadang 3 ribu kadang juga 30 ribu. Tergantung sedikit banyaknya minyak gosok yang berhasil terjual.
Kepada tim relawan Rumah Yatim, Akram dan sepupunya tinggal disebuah kontrakan kecil di Jl. Toa Daeng, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar. Kontrakan tersebut sudah menunggak dua bulan karena Akram dan sepupunya tidak punya uang untuk membayarnya.
"Penghasilan aku sama sepupu cuman cukup untuk sekali makan aja kak seringnya. Untuk bayar kontrakan masih belum, kami takut diusir dari kontrakan kalo belum lunasin tunggakan," ungkapnya.
Sungguh malang nasib yang harus dilalui Akram. Diusianya yang masih sangat kecil ia harus merasakan kerasnya kehidupan dan sulitnya mencari uang tanpa sosok kedua orang tua.
Sebagai bentuk perhatian dan kepedulianya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, makanan ringan dan perlengkapan mandi mencuci untuk Akram.
Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id .
Raut wajah bahagia ditunjukan Akram ketika menerima bantuan.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah diberikan kepada Akram. Semoga bantuan ini bisa memberikan manfaat, berkah dan membantu memenuhi kebutuhan hidup Akram selama beberapa bulan kedepan," ujar Adam, salah satu relawan Rumah Yatim.
Ia pun berharap, bantuan ini bisa menjadi berkah dan pahala untuk para donatur yang telah membantu Akram melalui Rumah Yatim.
Author
Sinta Guslia