Kita memiliki peranan penting untuk menjadi "cycle breaker" atau pemutus rantai trauma dalam keluarga. Menjadi cycle breaker dalam keluarga yaitu peranan kita dalam memutuskan siklus negatif atau dengan mengganti pola yang tidak sehat menjadi positif dan mengarah ke yang lebih baik, baik untuk diri kita sendiri maupun anggota keluarga yang lain.
Berikut terdapat perilaku yang bisa kita lakukan untuk menjadi cycle breaker mulai dari saat ini.
1. Mengubah pola pikir negatif
Sebagai cycle breaker, langkah awal yang harus dilakukan ialah mengidentifikasi pola pikir negatif yang mungkin sudah diwariskan atau terbentuk di lingkungan keluarga kita.
Kita awali dengan mengganti pikiran-pikiran negatif itu dengan pola pikir yang lebih positif dan membangun.
Contohnya apabila kita sering merasa selalu tidak yakin terhadap kemampuan diri, cobaah untuk melatih diri agar lebih percaya terhadap diri sendiri dan mengatasi semua rasa keraguan.
2. Membangun relasi sehat antar anggota keluarga
Sebisa mungkin kita harus bisa belajar mendengarkan dengan penuh perhatian, menyatakan perasaan secara jujur, dan menjauhi konflik yang tidak perlu. Hal tersebut bisa membantu membangun relasi yang lebih baik dengan anggota keluarga kita.
Sebagai cycle breaker, kita bisa menjadi teladan dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam lingkungan keluarga kita.
Kita harus bisa menghormati batas-batas pribadi, berkomunikasi secara terbuka, dan saling memberi dukungan positif dalam hubungan.
3. Mengelola Emosi
Apabila dalam lingkungan keluarag kita sering terjadi emosi yang berlebihan atau ketidakmampuan dalam mengatur emosi, menjadi sosok cycle breaker berarti harus mampu memahami dan mengatasi emosi secara bijak.
Sebaiknya kita melatih diri untuk mengelola emosi, mengekspresikan mereka dengan sehat serta mengendalikan emosi saat situasi menantang.
4. Menjadi teladan untuk anggota keluarga yang lain
Walaupun tidak perlu menunggu menjadi orang tua, kita bisa menjadi teladan untuk anggota keluarga yang lain.
Dengan kita mengajarkan nilai-nilai positif, lalu keterampilan komunikasi yang baik, dan pola pikir yang sehat untuk adik, kakak, orang tua atau saudara, merupakan upaya untuk menjadi cycle breaker yang memiliki pengaruh.
Menjadi cycle breaker bukanlah tugas yang gampang, namun mempunyai dampak yang besar dalam mewujudkan perubahan positif.
Apabila kita mengubah pola-pola yang tidak sehat, kita bukan hanya memberikan pengaruh baik bagi diri kita sendiri, bahkan memberi dampak baik juga bagi orang-orang di sekitar kita.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh