Anak asuh Rumah Yatim cabang Kedaton Lampung berhasil menyulap kayu bekas menjadi kerajinan tangan yang menarik dan indah.
Kerajinan tangan yang sudah berhasil disulap diantaranya miniatur becak, bus pariwisata yang diberi nama RY Trans, rumah siger, mobil truk, alat berat stum dan kapal pinisi.
Menurut Firman, kepala asrama Rumah Yatim Kedaton, kegiatan membuat kerajinan tangan diadakan setiap hari minggu, kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2 bulan lalu. "Alhamdulillah setiap hari minggu anak-anak belajar membuat kerajinan tangan dari kayu bekas. Dalam pengerjaannya anak-anak dibimbing oleh pak Agus Tino selaku suami dari koordinator anak asuh non mukim," ujarnya.
Selain kayu bekas, anak asuh pun menggunakan barang bekas lain seperti kabel headset, paralon dan baskom plastik. Untuk peralatan pendukungnya menggunakan lem korea, cat kayu, cat plitur, tiner, gergaji kayu, mata gergaji besi, pisau kesil, kater, tang, palu, hampelas, kuas, paku dan lainnya.
"Barang bekasnya didapat dari asrama, kalo untuk kayu bekasnya didapat dari panglong kayu yang lokasinya tidak jauh dari asrama," katanya.
Firman melanjutkan jika kegiatan membuat kerajinan tangan ini bertujuan untuk mengasah kreativitas anak asuh dengan memanfaatkan limbah yang mudah didapat dan memiliki manfaat yang sangat banyak.
Selain itu, membuat kerajinan dari bahan sampah juga dapat meminimalisir pencemaran lingkungan akibat sampah dan mengupayakan agar sampah tidak terbuang sia-sia karena didalamnya masih banyak yang bisa dimanfaatkan serta untuk menumbuhkan kepedulian anak asuh terhadap sampah dan lingkungan.
“Melalui kegiatan ini anak asuh lebih disiplin, lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan asrama, dengan tidak membuang sampah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan,” ujar Firman.
Ditambahkannya, kegiatan membuat kerajinan tangan juga dapat melatih anak asuh menjadi lebih terampil dan kreatif. “Membuat kerajinan dapat mengasah bakat yang dimiliki siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga semakin kreatif dalam berkarya,” tambahnya.
Firman berharap, dengan adanya kegiatan tersebut anak asuh bisa semakin terampil dan lebih cerdas dalam berpikir, lebih kreatif dan tidak pernah putus asa dalam belajar berbagai macam keterampilan. “Semoga kedepannya hasil karya anak asuh bisa menghasilkan daya jual untuk peluang usaha mereka. Agar kelak ketika sudah besar nanti mereka sudah siap mandiri dengan keahlian mereka," tutupny
Author
Sinta Guslia