Home / Rubrik / Berita

Mengenal Perbedaan Bell's Palsy Vs Stroke

gambar-headline
Bandung Post Views: 283

Ketika seseorang mengalami kelemahan atau kelumpuhan mendadak pada salah satu sisi wajah, sering kali kita mengira bahwa orang tersebut terkena stroke. Padahal kondisi tersebut bisa saja merupakan gejala bell's palsy

Bell's Palsy dan stroke menunjukkan gejala yang serupa, meski kedianya memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda. 

 

Bell's palsy terjadi akibat peradangan pada saraf wajah, sedangkan Stroke terjadi akibat adanya kelainan pembuluh darah di bagian otak. Perbedaan lainnya terletak pada kondisi wajah saat terjadi kelumpuhan.

Pada kasus stroke , meski mulut dalam kondisi miring, pengidap masih bisa menutup kedua mata. Sedangkan pada kasus Bell's Palsy , pengidap tidak dapat menutup mata dengan sempurna saat terjadi kelumpuhan.

 

Kita pelajari lebih lanjut yuk supaya bisa membedakan kedua kondisi medis ini.

 

Bell’s palsy

Bell’s palsy adalah kondisi ketika saraf-saraf wajah (saraf ketujuh dari 12 pasang saraf kranial/saraf fasialis) mengalami kelemahan atau kelumpuhan akibat pembengkakan dan peradangan pada otot wajah. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan bentuk pada salah satu sisi wajah, sehingga membuat wajah tampak tidak simetris atau perot.

 

Gejala tersebut dapat menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu, terutama ketika penderitanya makan, minum, atau berkumur. Kondisi ini juga kerap menimbulkan keluhan berupa mata kering dan memerah karena bell’s palsy dapat membuat mata tidak dapat tertutup sempurna. Kondisi ini menyebabkan mata kering dan iritasi.

 

Apabila gejala yang ditimbulkan masih ringan, kondisi ini biasanya tidak membahayakan dan bisa disembuhkan total. Namun, apabila gejalanya sudah parah karena penanganannya yang terlambat, maka penderita berisiko mengalami kelemahan di wajah secara permanen.

 

Stroke

Stroke adalah kondisi yang dipicu oleh penyumbatan pada pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak terhambat (stroke iskemik). Stroke juga bisa terjadi karena pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kedua kondisi ini dapat menyebabkan otak kekurangan suplai oksigen dan nutrisi, sehingga akhirnya terjadi kematian sel-sel otak.

Stroke termasuk dalam kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan dengan segera dan tepat. Pasalnya, tanpa suplai oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel di otak bisa mengalami kematian dalam beberapa menit. Akibatnya, bagian tubuh yang dikontrol oleh area otak yang mengalami kematian tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan normal.

 

Penyebab Bell’s Palsy 

Bell’s palsy adalah suatu kondisi yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus, yakni virus herpes, gondongan, influenza, epstein-barr, rubella, dan sejenisnya. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh paparan udara dingin.

 

Penyebab Stroke

Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa stroke dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu gumpalan darah di pembuluh darah otak dan pecahnya pembuluh darah di otak. Adapun pecahnya pembuluh darah tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain penggunaan obat pengencer darah, tekanan darah tinggi, trauma otak, hingga aneurisma otak.

 

Sementara itu, beberapa kondisi yang dapat menyebabkan penggumpalan pada pembuluh darah dan memicu stroke, di antaranya atrial fibrilasi, aterosklerosis (penumpukan plak lemak di dinding pembuluh darah arteri), serta rusaknya pembuluh darah kecil di dalam otak.

 

Gejala Bell’s Palsy

Sejumlah gejala bell’s palsy yang penting untuk diketahui di antaranya:

1. Terjadi kelemahan di salah satu sisi wajah, misalnya di dagu atau dahi

2. Perubahan bentuk wajah menjadi tidak simetris atau perot

3. Mata sulit menutup

4. Kesulitan tersenyum

5. Tidak bisa mengangkat alis

6. Indra pendengaran di sisi wajah yang lumpuh menjadi lebih sensitif

7. Lidah menjadi lebih kebal dan mengalami penurunan kemampuan indra pengecap

 

Gejala Stroke

Berbeda dengan gejala bell’s palsy hanya melibatkan bagian wajah, stroke bisa menyerang bagian tubuh mana saja. Gejala stroke meliputi:

1. Salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan (hemiparesis).

2 Nyeri kepala yang bisa disertai dengan mual dan muntah

3. Disartria

4. Kesemutan atau mati rasa.

5. Kesulitan berbicara dan memahami isi pembicaraan

6. Kesulitan mengangkat kedua lengan karena lemas atau mati rasa.

7. Kesulitan berjalan

8. Penurunan fungsi penglihatan

9. Otot-otot wajah melemah.

10. Prosopagnosia (kesulitan mengenali wajah).

 

Pengobatan

Pengobatan pada bell’s palsy dan stroke sebetulnya hampir sama, yaitu melibatkan pemberian obat-obatan dan terapi. Namun, pengobatan ini juga disesuaikan dengan kondisi pasien.

 

Untuk pengobatan Bell’s Palsy, biasanya dokter merekomendasikan kombinasi pengobatan berupa fisioterapi dan pemberian obat-obatan seperti kortikosteroid, antivirus, dan lain-lain pada pasien bell’s palsy. Jika segera dilakukan pengobatan yang tepat, umumnya kondisi pasien akan membaik dalam beberapa minggu atau bulan.

Selain menjalani pengobatan, penderita juga disarankan untuk menjalani hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan tinggi serat, dan melakukan pemeriksaan secara berkala untuk menghindari/mencegah serangan bell’s palsy datang kembali.

 

Sementara untuk pengobatan Stroke biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan atau tindakan operasi. Kemudian, untuk mendukung proses pemulihan, penderita stroke dianjurkan menjalani beberapa terapi yang meliputi terapi okupasi, fisioterapi, dan terapi psikologis.

 

Itulah penjelasan mengenai perbedaan bell’s palsy dan stroke. Bila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada salah satu kondisi tersebut, segera kunjungi pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dari dokter.

 

Semoga bermanfaat 

 

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

7 bulan yang lalu