Usia anak-anak merupakan masa emas untuk mengenyam pendidikan. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi Masni, sebab anak berusia 11 tahun ini terpaksa putus sekolah karena ingin membantu ibunya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan ayahnya yang sakit TBC.
Sejak sang ayah sakit TBC dua tahun lalu, Ibu Masni harus berjuang sendiri untuk memenuhi semua kebutuhan. Namun, perjuangan sang ibu masih belum maksimal, pengobatan ayah Masni terhambat serta kebutuhan sehari-hari pun tidak terpenuhi.
Tidak tega melihat ibunya berjuang sendiri, Masni memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja mencari rongsokan supaya bisa membantu ibunya. "Sebenarnya aku ga mau berhenti sekolah, aku maunya sekolah sampai jadi polwan, tapi mau gimana lagi, kalo sekolah pun ibu ga punya uang buat beli perlengkapan sekolah, aku kasihan sama ibu yang punya banyak beban. Aku pengen mengurangi beban ibu, gapapa aku putus sekolah, mudah-mudahan nanti bisa lanjut sekolah lagi sampai jadi polwan," papar Masni.
Lebih lanjut, Masni mengatakan jika penghasilannya dari mencari rongsokan tidak menentu, dalam seminggu ia hanya mendapat penghasilan antara 20 sampai 30 ribu rupiah saja. Sementara itu, penghasilan ibunya dari menjadi buruh pembersih barang bekas diantara 30 sampai 50 ribu saja.
"Meski penghasilan aku belum membantu banyak, tapi aku tetap senang karena bisa bantu ibu. Aku berharap pengorbanan aku bisa membantu ayah supaya cepat sehat, aku ingin ayah sehat dan bisa kerja lagi, aku pengen sekolah lagi," ungkapnya.
Untuk membantu Masni, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai. Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id .
"Alhamdulillah, bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah diberikan langsung kepada Masni di kediamannya di Kelurahan Bitowa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Masni dan keluarganya. Serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur," ujar Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Author
Sinta Guslia