Semenjak diterlantarakan suaminya beberapa tahun lalu, Titin (45) harus berjuang seorang diri merawat putrinya Atifah (6).
Untuk memenuhi kebutuhan harian dan pendidikan anaknya, Titin bekerja sebagai penjual kue keliling milik orang lain. Agar jualannya laku banyak, ia rela keliling sejauh kilometer. "Saya jualan tiap hari, untuk penghasilannya tidak menentu tergantung banyak tidaknya kue yang terjual, tapi seringnya saya diupah 10 ribu," ungkap Titin.
Penghasilan Titin yang kecil membuatnya sering sekali kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya makan. "Saya suka kesulitan beli beras dan lauk pauk. Saya dan anak sering makan dengan nasi aja, kadang nasi sama gorengan," ujarnya.
Saat ini, Titin dan anaknya tinggal menumpang di rumah sederhana milik saudaranya di Desa Lembang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Ketika jualan, Titin kadang membawa anaknya dikarenakan sang anak sering merengek ingin ikut.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk Titin dan anaknya. Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id, diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Titin dan anaknya.
"Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban bu Titin, meskipun tidak seberapa mudah-mudahan bantuan ini bisa bermanfaat dan membantu memenuhi kebutuhan bu Titin dan anaknya sampai beberapa bulan kedepan," ujar Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Raut wajah bahagia ditunjukan Titin dan anaknya ketika menerima bantuan tersebut. Kepada tim Rumah Yatim, Titin mengatakan akan menggunakan bantuan ini untuk membeli bahan pokok, perlengkapan sekolah sang anak dan modal jualan.
"Alhamdulillah terima kasih Rumah Yatim khususnya para donatur yang telah memberikan bantuan ini. Mudah-mudahan Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur," ucap Titin.
Author
Sinta Guslia