Haji wada disebut dengan haji perpisahan Nabi Muhammad SAW. Haji wada adalah haji pertama dan terakhir yang dilaksanakan Rasulullah SAW.
Pada 23 Februari tahun 632 M Nabi Muhammad SAW menjalankan haji wada. Dikutip dari buku Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah oleh Abdullah Haidir, Rasulullah SAW berseru terhadap semua orang agar bergabung dengannya supaya mengetahui tata cara ibadah haji wada yang benar sesuai dengan petunjuknya.
Nabi Muhammad SAW diemani oleh istri-istrinya dan putrinya, Fatimah mereka berangkat bersama pengikutnya yang terdiri dari penduduk imigran Madinah, suku-suku yang datang ke Madinah dan para sahabat. Nabi Muhammad SAW tiba di Mekah di hari keempat pada bulan Dzulhijjah bersama lebih banyak orang yang sudah bergabung dengannya dalam perjalanan.
Kemudian Rasulullah SAW meninggalkan Mekah dan pergi ke Mina dengan tujuan bermalam di sana. Pada 9 Dzulhijjah, Nabi Muhammad pergi menuju Arafah, melewati jalan Muzdalifah dan bermalam di sebuah tenda di Namira yang ia minta untuk didirikan.
Di sore hari, Nabi Muhammad SAW melakukan khutbah untuk terakhir kalinya. Khutbah tersebut disebut sebagai khutbah perpisahan, ditujukan kepada lebih dari 120.000 umat Muslim di lembah Arafat. Berikut ini isi dari khutbah haji wada dari Rasulullah SAW.
Berikut ini pesan Rasulullah SAW dalam khutbah haji wada, seperti yang dirangkum dari buku Spiritualitas Amaliah Ibadah Haji oleh Badrudin.
Wahai manusia sekalian, dengarkanlah baik-baik apa yang akan kukatakan. Aku tidak tahu apakah aku dapat bertemu lagi dengan kalian setelah tahun ini. Maka dengarlah kata-kataku dengan teliti dan sampaikanlah kepada mereka yang tidak hadir disini.
Wahai manusia, kalian menganggap bulan dan kota ini sebagai kota yang suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah yang suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepadakepada pemiliknya yang berhak. Janganlah menyakiti orang lain, agar ia tidak menyakitimu pula.
Wahai manusia, sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram bagimu, sampai datang masanya kamu menghadap Tuhan, dan pasti kamu menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung jawaban atas perbuatanmu. Saya sudah menyampaikan ini. Maka barangsiapa yang telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.
Bahwa semua riba tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah berbuat zalim, merugikan orang lain, dan teraniaya dirugikan. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba al-Abbas bin Abdul Muthalib sudah tidak berlaku.
Semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan adalah darah Ibn Rabi'ah bin Al Haris bin Abdul Muttalib.
Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas istrimu, mereka juga mempunyai hak atasmu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka atasmu, maka mereka juga mempunyai hak atas nafkahmu secara lahir maupun batin.
Berlaku lemah lembut terhadap mereka, karena sesungguhnya mereka adalah teman dan sahabatmu yang setia, serta halal hubungan suami-istri atas kalian. Dan kamu berhak melarang mereka memasukkan orang yang tidak kamu sukai ke dalam rumahmu.
Wahai manusia, dengarlah dengan sungguh-sungguh kata-kataku ini. Sembahlah Allah dan dirikanlah shalat lima waktu dalam sehari. Berpuasalah engkau di bulan Ramadhan. Tunaikan zakat dari harta yang kau miliki, serta tunaikan ibadah haji sekiranya engkau mampu melaksanakannya. Ketahuilah, bahwa setiap muslim adalah saudara dengan derajat yang sama, tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya, kecuali dalam taqwa dan amal shaleh.
Ingatlah, bahwa kita semua akan menghadap Allah pada suatu hari nanti. Dan pada hari itu, kamu akan dimintai pertanggung jawaban atas segala yang kamu perbuat. Karenanya, waspadalah, jangan sampai kamu keluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
Wahai manusia, tidak ada lagi nabi dan rasul selepas ketiadaanku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh karena itu, wahai manusia, dengarlah dengan sungguh-sungguh dan pahamilah kata-kataku, sesungguhnya telah aku tinggalkan dua hal kepadamu, yakni Alquran dan Sunnahku, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti keduanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selamanya.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku menyampaikan kepada orang lain. Semoga orang yang terakhir lebih memahami kata-kataku ini dari mereka yang hanya sekedar mendengar dariku tanpa memahaminya. Saksikanlah Ya Allah, aku telah menyampaikan risalah ini kepada hamba-hamba-Mu.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh