Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat kembali menemui Rafa (14) dan Zulaiha (10), kakak beradik penjual daun pakis di Desa Sekura, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas untuk memberikan bantuan biaya hidup, amanah dari para donatur.
Bantuan yang diberikan sama seperti sebelumnya yakni santunan uang tunai, sembako, bumbu dapur, perlengkapan mandi mencuci dan perlengkapan sekolah. Semua bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.
"Alhamdulillah Rafa, Zulaiha dan neneknya sangat senang bisa kembali menerima bantuan biaya hidup. Mereka berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim khususnya para donatur yang telah memberikan bantuan ini. Tidak lupa mereka pun mendoakan untuk kebaikan Rumah Yatim dan semua donatur," tutur Abdurrohim, kepala cabang Rumah Yatim Kalimantan Barat.
Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah dan bisa meningkatkan semangat Rafa maupun Zulaiha dalam menuntut ilmu, menggapai prestasi dan cita-citanya. "Semoga bantuan ini pun bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur yang telah membantu Rafa dan Zulaiha melalui Rumah Yatim," tutupnya.
Sejak kedua orang tua bercerai dan pergi merantau, Rafa dan Zulaiha dirawat oleh sang nenek yang sudah renta disebuah rumah sederhana.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka bertiga bekerja sebagai penjual pakis di pinggir jalan. Pakis tersebut didapatkan mereka dari hutan, lalu dijual seharga 5 ribu rupiah perikat nya.
Penghasilan yang didapat Rafa dan Zulaiha dari jualan pakis seringnya hanya cukup untuk makan saja, sementara untuk membeli perlengkapan sekolah tidak cukup sehingga mereka ke sekolah menggunakan seragam lusuh, tas rusak dan sepatu bolong.
Sejak merantau, orang tua Rafa dan Zulaiha tidak pernah memberikan kabar apalagi mengirimkan uang, sehingga satu-satunya pendapatan mereka hanya dari jualan pakis saja. Meskipun tidak cukup, Rafa dan Zulaiha tidak pernah mau berhenti sekolah, mereka akan berusaha semampunya supaya bisa terus sekolah.
Author
Sinta Guslia