Perilaku anak terkadang sering menjengkelkan bagi orang tua, mulai dari anak yang sering berlarian, melompat-lompat yang biasa dinilai sebagai anak hiperaktif.
Banyak orang tua atau guru yang belum bisa mengidentifikasi penyebab utama dari perilaku anak tersebut.
Seperti yang dilansir dari unggahan dr. Dono Baswardono, Psikolog, Pakar komunikasi politik dan Penulis buku, berikut motivasi dibalik perilaku anak yang harus kita ketahui.
1. Memukul
Memukul bukan berarti agresif. Anak yang memukul atau mendorong temannya jangan langsung dikatakan anak itu agresif. Padahal anak yang memukul, mendorong atau berebut mainan bisa juga merupakan perilaku dari anak yang sedang merasa kewalahan atau terbebani akan suatu hal, atau bisa juga anak tersebut sedang frustasi atau ketakutan. Sehingga menyebabkan anak tersebut menjadi lebih agresif terhadap orang-orang di sekitar.
Sebagai orang tua, ketika anak mengalami hal seperti ini kita harus tahu bahwa anak tersebut membutuhkan istirahat bagi dirinya dengan berada di tempat yang lebih sedikit merangsang stimulasinya. Kita bisa mengajak anak berdiskusi dengan berkegiatan yang lebih tenang seperti membacakan dongeng.
2. Sering melompat-lompat
Kita pasti pernah melihat kondisi di mana anak sering sekali lebih aktif dari biasanya. Namun sering melompat bukan berarti hiperaktif. Contohnya ketika anak melompat-lompat di sofa naik meja atau berlarian di dalam rumah, jangan dulu mengatakan anak tersebut hiperaktif. Namun kita harus kenali dulu motivasi apa yang membuat perilaku tersebut pada anak. Anak yang bertingkah aktif seperti ini biasanya disebabkan oleh rangsangan berlebihan atau overstimulasi yang menjadikannya merasa bahagia dan harus menggerakkan tubuhnya.
Kondisi anak seperti ini memang butuh menggerakkan tubuhnya, karena kita akan sulit menyuruh mereka untuk diam. Daripada menghakimi atau membentak anak, kita lebih baik memberikan tempat yang bisa menyesuaikan dengan kondisi anak yang seperti itu seperti di halaman rumah yang luas agar anak menjadi bebas bergerak dan berekspresi.
3. Sering mengulang pertanyaan
Kita pasti mengalami masanya kesal pada saat anak terus mengulang pertanyaan yang sama. Padahal kita sendiri sudah menjawabnya berkali-kali. Sebagai orang tua tentunya kita merasa jengkel harus menjawab pertanyaan yang sama, namun kita harus cari tahu dulu apa yang membuat anak tersebut menanyakan hal yang sama. Bisa jadi sang anak masih belum mengetahui caranya bertanya yang lebih kompleks, sehingga pertanyaan yang diajukan terus diulang.
Kita sebagai orang tua harus memberikan jawaban yang lebih mendalam supaya anak dapat lebih memahami secara kompleks atau jika perlu berikan pelukan kepada anak beberapa menit demi meyakinkan jawaban yang diberikan itu benar-benar dipahami.
Itulah beberapa motivasi dari perilaku anak yang harus kita ketahui. Karena kita sebagai orang tua harus paham terhadap kondisi sang anak termasuk dari perilaku-perilaku yang mereka tunjukkan.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh