Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat pada Minggu (18/2) kemarin menyalurkan program bantuan renovasi berupa bahan bangunan kepada MI (Madrasah Ibtidaiyah) Tarbiyatussibyan yang berlokasi di Parit Bakti, Desa Kubu Padi, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya.
Bantuan yang diberikan terdiri dari semen, pasir, kayu, keramba, paku, kayu reng, seng dan bahan bangunan lainnya. Semua bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id .
"Alhamdulillah bantuan dari para donatur sudah diberikan kepada MI Tarbiyatussibyan, bantuan diterima langsung oleh kepala sekolah dan sejumlah pengajar. Mereka mengaku jika bantuan ini sangat berarti dan membantu," ujar Abdurrohim, kepala cabang Rumah Yatim Kalimantan Barat.
Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah dan bisa meningkatkan semangat para siswa ataupun pengajar dalam kegiatan belajar mengajar.
"Semoga bantuan ini bisa menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur yang telah membantu MI Tarbiyatussibyan melalui Rumah Yatim," ujarnya.
Sudah lama kepala sekolah, pengajar hingga siswa MI Tarbiyatussibyan menginginkan bangunan sekolahnya di renovasi. Agar, kegiatan belajar mengajar bisa berlangsung dengan nyaman dan aman.
Namun apa daya, pihak sekolah belum memiliki cukup dana untuk merenovasi sekolah. Sementara orang tua murid belum bisa membantu karena penghasilan merek dari menoreh karet tidaklah banyak, untuk makan sehari-hari saja sering tidak cukup.
MI Tarbiyatussibyan sudah berdiri sejak tahun 1993 lalu. Selama berdiri sampai saat ini, MI belum pernah direnovasi secara besar-besaran. Kondisi MI saat ini sudah tidak layak pakai, bangunan makin kesini makin banyak kerusakan karena termakan usia. Temboknya dan lantainya sudah keropos dan mudah retak, atapnya sudah banyak yang bolong, sehingga ketika hujan deras tiba, sebagian besar ruang kelas akan basah.
Tidak hanya kondisi bangunan yang sudah tak layak, fasilitas sekolah pun sudah tidak layak pakai. Kursi dan mejanya sudah reot dan lapuk, buku pelajarannya sudah robek dan lusuh, serta papan tulisnya yang masih menggunakan papan tulis kapur yang sudah rusak.
Meski belajar dalam kondisi terbatas, siswa disana selalu bersemangat dalam belajar.
Saat ini ada sebanyak 44 siswa belajar di sekolah ini. Mereka belajar dari siang sampai sore, di pagi hari, para siswa mengisi waktu kosongnya dengan membantu orang tua menoreh karet. Tidak hanya para siswa, 11 guru disana pun bekerja sebagai penoreh karet sebelum pergi ke sekolah untuk mengajar.
"Terima kasih kepada Rumah Yatim khususnya seluruh donatur yang telah memberikan bantuan ini. Kami sangat senang dan bersyukur menerimanya. Insya Allah bantuan ini akan kami gunakan sebaik mungkin, mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk semuanya," tutur salah satu pengajar MI Tarbiyatussibyan.
Author
Sinta Guslia