Kepergian ayah dan ibu entah kemana 2 tahun lalu, membuat kehidupan Arga (9) berubah drastis. Ia yang awalnya hidup seperti anak lainnya seperti bisa sekolah, bermain dan belajar, kini harus bekerja dan terpaksa putus sekolah supaya bisa menyambung hidup 

Setiap hari Arga jualan gorengan keliling milik orang lain sejauh 5 sampai 10 kilometer. Upah yang didapat Arga setiap harinya sangat tidak tentu, kadang 15 ribu kadang pula hanya 5 ribu.

Upah tersebut digunakan Arga untuk memenuhi kebutuhan makannya. Sejak diterlantarkan kedua orang tuanya, Arga tinggal bersama bibinya di sebuah kontrakan kecil di daerah Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

Bibi Arga sehari-hari nya bekerja sebagai penjual kerupuk keliling di pasar. Penghasilan sang bibi hanya cukup untuk bayar kontrakan dan memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Aku terpaksa berhenti sekolah setahun yang lalu karena ga ada biaya kak, aku pengen banget sekolah. Sekarang aku kerja jualan biar ga ngerepotin bibi, aku berharap punya uang banyak biar bisa makan enak dan sekolah lagi," ucap Arga.

Sebagai wujud perhatian dan kepeduliannya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk memenuhi kebutuhan hidup Arga dan selama beberapa bulan kedepan. Semua bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id .

"Alhamdulillah Arga sangat senang ketika menerima bantuan ini, kata dia baru kali ini nerima bantuan dalam jumlah yang banyak. Tidak lupa Arga mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan ini," ujar Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.

Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Arga, serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur yang telah membantu Arga melalui Rumah Yatim.