Debit air sungai Cikapundung meningkat dan membuat tanggul jebol, peristiwa tersebut diakibatkan oleh hujan deras yang terus-menerus terjadi di Bandung dan sekitarnya pada Kamis, (11/01/24) petang.
Menurut hasil pencatatan BPBD Jawa Barat terdapat setidaknya 600 rumah di 4 RW terendam banjir di Braga pada Kamis kemarin. Untuk mengatasi banjir ini BPBD Jawa Barat bersama Pemkot Bandung beserta pihak lainnya bekerja sama untuk melaksanakan evakuasi korban dan juga penyaluran bantuan.
Pada hari ini Jum'at, (12/01/24) Lembaga Amil Zakat Nasional Rumah Yatim melakukan survei bencana banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Tim relawan Rumah Yatim mendatangi secara langsung lokasi banjir dan mengunjungi tempat warga mengungsi akibat bencana banjir di jalan Lamajang RT 05 RW 07 Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di lokasi tersebut tim relawan Rumah Yatim melakukan survei dan koordinasi ke pemerintahan setempat serta melaksanakan mapping kebutuhan warga seperti diantaranya membutuhkan air bersih, makanan, obat-obatan, posko, alat kebersihan dan lain-lainnya.
Diketahui banjir di daerah tersebut diakibatkan karena tanggul jebol. Tinggi banjir di dekat bantaran sungai setinggi dada orang dewasa. Saat ini warga masih sibuk melakukan evakuasi barang-barang yang ada di rumah masing-masing.
Di Desa Citeureup hampir 90% warga di sini terkena dampak bencana banjir, seperti di RW 07 sekitar 400 KK, dengan jumlah masyarakat sekitar 1000 lebih, semuanya terdampak. Masyarakat di sini masih membutuhkan beberapa bantuan dari semuanya.
Menurut aparat setempat masih terdapat banyak warga yang masih bertahan di rumah masing-masing dan belum dilakukan evakuasi.
Pak Nurhakim selaku Seksi Pembangunan menyatakan bahwa kejadian bencana banjir ini terjadi pada Kamis sehabis magrib disebabkan karena jebolnya tanggul yang berada di RW 17. Pada tahun 2005 juga pernah terjadi banjir yang lebih besar dari hari ini.
"Banjir kali ini hampir 90% satu kelurahan terkena dampaknya. Untuk warga RW 07 diungsikan di tiga tempat yaitu di Madrasah, Masjid Al Ikhlas dan di Yayasan. Sampai saat ini Alhamdulillah belum ada korban dari bencana ini. Dan kebutuhan yang paling mendesak saat ini ialah kebutuhan makanan yang bisa dikonsumsi dan kalau bisa makanan instan yang tidak membutuhkan waktu lama memasaknya dan kebutuhan peralatan kebersihan. Kemudian untuk posko sendiri belum ada," imbuh Pak Nurhakim.
"Pada prinsipnya ini adalah musibah yang tidak bisa dielakan, namun pada saat melihat anak-anak dan sebagian pengungsi di sini ironis sekali apalagi waktu malam hari mereka datang ke sini hanya dengan baju ala kadarnya dan semua barang di rumah ditinggalkan begitu saja. Karena RW 07 ini lokasinya agak masuk ke dalam sehingga ketika mengungsi di sini orang banyak yang tidak bisa melihat situasi dan kondisi yang sebenarnya, sangat memprihatinkan. Maka saya menghimbau ketika ada para donatur atau siapapun yang barangkali peduli akan sisi kemanusiaan, saya mengharapkan sekali barangkali apapun yang sifatnya bantuan akan kami terima dan kami tunggu. Kurang lebih ada 40 orang yang mengungsi di Masjid Al-Ikhlas dari kemarin malam," tutur Pak Wawan selaku Ketua DKM Masjid Al-Ikhlas dan Ketua Keamanan RW 07.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh