Metanol yang sering dikenal sebagai alkohol kayu, metil alkohol, atau spiritus yang merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH.
Metanol termasuk bentuk alkohol yang paling sederhana. Pada keadaan atmosfer, metanol berbentuk cairan yang ringan, gampang menguap, tidak berwarna, gampang terbakar dan beracun berbau khas (bau nya lebih ringan daripada etanol), sedikit lebih manis.
Metanol merupakan pelarut organik yang secara komersil dapat dijumpai pada pelarut untuk bahan baku industri. Apabila dikonsumsi, di metanol dalam tubuh akan berubah bentuk menjadi formaldehid dan formic acid. Formic acid yang terakumulasi dalam tubuh bisa mengakibatkan gangguan dan kerusakan parah di dalam organ tubuh, mulai dari sistem saraf pusat, mata sampai bisa menyebabkan kematian.
Pada umumnya, gejala dari keracunan metanol timbul 30 menit sampai dua jam sesudah seseorang mengkonsumsi alkohol yang dioplos metanol.
Gejala keracunan yang pertama dirasakan bisa berupa mual, muntah, vertigo, rasa kantuk, mabuk, gastritis, diare, sakit pada punggung dan lembab pada anggota gerak. BPOM menyatakan minuman oplosan adalah minuman keras yang biasanya berasal dari berbagai campuran zat. Di antara bahan yang dicampur yakni seperti metanol, alkohol teknis (dengan kadar etanol di atas 55 persen), obat-obatan, minuman bersoda, suplemen kesehatan, hingga ada yang mencampur nya dengan bahan kimia.
Dari berbagai bahan campuran, metanol termasuk bahan yang paling berbahaya.
Berikut ini beberapa bahaya yang bisa disebabkan oleh metanol.
1. Kebutaan
Metanol memiliki kandungan beracun yaitu formic acid yang bisa menyebabkan kerusakan pada mata. Berdasarkan penelitian dikatakan bahwa kadar metanol serum lebih dari 20 mg/dl bisa mengakibatkan kerusakan pada saraf mata.
Setelah beberapa jam mengkonsumsi metanol kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi mata akan dapat ditemukan adanya edema (pembengkakan) pada retina mata. Kerusakan tersebut bisa semakin parah dalam kurun waktu 48 jam. Dampak yang akan dirasakan yaitu terjadi penurunan penglihatan hingga menyebabkan kebutaan.
2. Gangguan saraf
Seseorang yang sudah mengkonsumsi metanol akan merasa gangguan pada sistem saraf seperti pusing berputar, nyeri kepala, mual, gangguan koordinasi, kebingungan sampai penurunan kesadaran.
Orang yang mampu bertahan hidup sesudah minum miras oplosan yang memiliki kandungan metanol sekalipun bisa mengalami gangguan saraf.
Gejala yang bisa muncul mirip seperti pengidap Parkinson, yaitu tremor, kaku otot, jalan terasa kaku dan postur tubuh tidak seimbang. Kondisi ini dikarenakan oleh akumulasi formic acid dari metanol di otak.
3. Gangguan hemodinamik
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Pharmacy & Bioallied Sciences yang dilaksanakan pada hewan percobaan dilaporkan bahwa metanol dengan kandungan sebanyak 130 – 200 mg/100 ml di dalam darah bisa menurunkan kerja jantung. Pompa jantung menjadi berkurang, kemudian akan terjadi penurunan tekanan darah dan aliran darah ke seluruh tubuh.
Sedangkan jika kandungan metanol yang lebih tinggi (melebihi 400 mg/100 ml) dilaporkan bisa mengakibatkan terjadinya henti jantung. Hal tersebut tergantung dari banyaknya metanol yang dikonsumsi.
Kadar metanol dengan jumlah banyak yang ditenggak langsung akan menyebabkan penurunan kesadaran sampai kematian.
Sesudah gejala awal, 10 – 30 jam kemudian, orang yang mengonsumsi metanol bisa merasakan gejala lain, seperti pandangan kabur, hingga kebutaan, asidosis dan pendarahan otak.
Sebaiknya kita jauhkan diri kita ataupun saudara kita, teman-teman kita agar tidak mengkonsumsi minuman keras apalagi miras oplosan. Sehingga tubuh kita menjadi sehat dan terhindar dari resiko buruk seperti yang telah dijelaskan. Mari mulai dari sekarang kita usahakan untuk jalani gaya hidup sehat.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh