Sindrom ovarium polikistik, atau biasa dikenal dengan PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), adalah gangguan hormonal yang terjadi pada wanita di usia subur. Gangguan hormon tersebut dapar membuat pembesaran ovarium dengan tumbuhnya beberapa kantung yang didalamnya berisi cairan (kista).
Hormon reproduksi, baik pada pria atau wanita, mempunyai jenis hormon reproduksi yang sama namun kadarnya yang berbeda. Seperti contohnya, kadar hormon androgen (yang dikenal sebagai "hormon laki-laki") pada pria jumlahnya akan jauh lebih besar dibandingkan hormon lainnya. Hormon androgen itu sebenarnya diproduksi juga dalam tubuh perempuan, sebab mempunyai peran penting untuk organ reproduksi wanita. Akan tetapi, jumlah produksi hormon tersebut pada tubuh wanita tidak sebanyak yang ada pada laki-laki.
Namun yang harus diketahui, meningkatnya hormon androgen pada tubuh seorang wanita malah akan berisiko mengakibatkan terjadinya (PCOS). Kemudian, hormon androgen yang berlebihan pada penderita PCOS bisa menyebabkan indung telur (ovarium) melakukan produksi banyak kantong berisi cairan, sehingga membuat sel telur menjadi tidak berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur (anovulasi). Kondisi tersebut lah yang nantinya akan menghambat wanita dalam proses terjadinya kehamilan.
Lalu apakah PCOS dapat disembuhkan dan bisa terjadi kehamilan?
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) tidak bisa disembuhkan secara sepenuhnya. Walaupun begitu, tidak sedikit wanita yang menderita PCOS bisa hamil, dengan cara manajemen gejala dan melakukan terapi kesuburan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merangsang ovulasi, seperti diet sehat, olahraga, penurunan berat badan, dan obat-obatan seperti letrozole dan klomifen sitrat.
Kemudian bisa juga dengan melakukan terapi hormon atau prosedur seperti inseminasi buatan dan bayi tabung (IVF) untuk meningkatkan peluang kehamilan. Jangan lupa juga untuk konsultasi rutin bersama dokter spesialis reproduksi karena itu penting untuk mengetahui kondisi dan merancang rencana pengobatan yang tepat.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh