Usia Tisa memang masih sangat belia yakni baru 10 tahun, namun diusia itu ia sudah mengetahui bagaimana kerasnya kehidupan dan sulitnya mencari uang.
Disaat teman seusianya mengisi waktu malamnya dengan belajar, bencengkrama dengan keluarga dan beristirahat, Tisa justru mengisinya dengan berjualan nasi pecel keliling milik neneknya. Biasanya Tisa jualan dari pukul 19:00 sampai 23:00 waktu setempat.
Kepada tim Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, Tisa mengatakan jika dirinya berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama neneknya. "Aku tinggal berdua dengan nenek kak, nenek aku udah tua dan sering sakit-sakitan jadi ga bisa jualan keliling. Setiap malam aku jualan dari rumah ke rumah sampai ke jalan raya. Nasi pecel yang aku jual seharga 5 ribu per bungkusnya, dalam sehari paling nasi pecelnya laku 10 bungkus," papar Tisa.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika penghasilannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan modal jualan. "Penghasilan yang didapat aku setengahnya digunakan untuk modal jualan besok, nah setengahnya lagi untuk makan, nabung bayar listrik, beli sabun dan lainnya," ujarnya.
Tisa bercerita, dirinya masih memiliki kedua orang tua dan saudara. Tapi mereka sudah satu tahun ini merantau ke pulau jawa. "Udah setahun ini ibu, ayah dan sodara aku merantau, katanya jualan cilok. Selama merantau ayah jarang kirim uang buat aku, mungkin karena penghasilannya masih sedikit. Untuk kebutuhan sekolah aku ya cuman mengandalkan penghasilan dari jualan nasi pecel," ungkapnya.
Penghasilan dari jualan pecel sebenarnya tidak cukup untuk membeli perlengkapan sekolah Tisa. Karena hal itu, ia belum bisa membeli perlengkapan sekolah baru. Ketika sekolah, Tisa hanya menggunakan seragam lusuh dan kumal, sandal jepit karena tidak punya sepatu, tas kumal pemberian dari teman kelasnya, dan alat tulis seadanya. Meskipun begitu, Tisa tetap memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu.
"Gapapa aku sekolah pake perlengkapan sekolah seadanya, gapapa aku di buli sama teman-teman di sekolah juga, yang penting aku bisa menemani nenek dan dan bisa terus sekolah, aku ingin sekolah sampai perguruan tinggi dan menjadi dokter. Aku ingin membahagiakan nenek, orang tua dan sodara," tuturnya.
Sebaga bentuk dukungan dan perhatiannya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk Tisa. Bantuan ini diberikan langsung kepada Tisa di kediaman nenek nya di Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
"Alhamdulillah senang sekali bisa menerima bantuan ini, Insya Allah bantuan ini akan aku gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, membeli seragam, sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya. Jika ada sisa mau aku gunakan untuk modal jualan," ujar Tisa.
Tisa mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim khususnya para donatur yang telah memberikan bantuan ini. "Aku sama nenek hanya bisa membalas semua ini dengan doa, semoga Rumah Yatim semakin sukses dan para donaturnya diberikan kesehatan, rezeki yang berlimpah dan berkah serta dimudahkan semua urusannya,"tuturnya.
Author
Sinta Guslia