Ka'bah adalah bangunan suci bagi umat Islam yang merupakan kiblat untuk semua umat muslim di dunia saat menjalankan ibadah sholat. Ka'bah mempunyai kunci yang dijaga secara turun temurun.
Ka'bah mempunyai pintu dan juga kunci. Tetapi, tidak semua orang dan tidak sembarang orang yang bisa memasuki Ka'bah karena membutuhkan izin dari Raja Arab Saudi.
Dalam setahun pintu Ka'bah dibuka dua kali. Pertama yaitu ketika awal bulan Sya'ban sebab hendak dibersihkan, kedua pada awal Dzulhijjah untuk dibersihkan kembali dan kemudian dipakaikan kiswah yang baru. Sekarang proses penggantian kiswah dilaksanakan pada bulan Muharram.
Menurut sejarah Islam, kunci Ka’bah pada mulanya dipegang oleh Nabi Ismail yang membangun kembali Ka'bah bersama ayahnya, Nabi Ibrahim.
Sesudah itu, beberapa suku menjadi juru kunci Ka’bah, sampai akhirnya kunci Ka’bah dipegang oleh Bani Syaibah.
Yang menjadi pemegang kunci Ka'bah diamanahkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
Pada saat Hasyim hampir meninggal dunia, ia juga berwasiat terhadap putranya yaitu Abdul Muthalib. Abdul Muthalib yaitu kakek Nabi Muhammad SAW. Setelah Hasyim meninggal dunia, Abdul Muthalib yang memegang pimpinan kekuasaan di Hijaz serta menjadi penanggung jawab Ka'bah.
Badr A Zimbadani dalam bukunya 300 Mukjizat Muhammad SAW menceritakan bahwa sesudah peristiwa Fathu Makkah. Fathu Makkah adalah peristiwa yang terjadi di tahun 630 tepatnya pada 20 Ramadan 8 H. Nabi Muhammad SAW bersama 10.000 pasukan berhasil menguasai Makkah serta sekaligus menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka'bah.
Setelah peristiwa Fathu Makkah, Utsman bin Thalhah yaitu menjadi orang yang mendapat warisan peran sebagai juru kunci Ka'bah. Amanah tersebut ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
Pada saat menyerahkan kunci Ka'bah kepada Utsman bin Thalhah, Nabi Muhammad berucap: "Ini kuncimu wahai Utsman. Hari ini adalah hari kebajikan dan kesetiaan, ambillah ini (wahai Utsman beserta keturunanmu) selama-lamanya sepanjang masa, tidak ada yang merebutnya dari kalian kecuali dzalim atau penganiyanya."
Lalu, saat mendekati wafatnya Utsman, ia mewariskan kunci Ka'bah tersebut terhadap saudaranya, yaitu Syaibah. Kemudian seterusnya sampai sekarang kunci Ka'bah diwariskan secara turun-temurun terhadap anak cucu keturunan Bani Syaibah.
Dilansir dari NU Online, anak cucu keturunan dari Bani Syaibah memiliki tanggung jawab untuk merawat Ka'bah, mulai dari membuka dan menutupnya, membersihkan dan mencucinya, hingga merawat Kiswah atau kain penutup Ka'bah.
Harus diketahui bahwa bagian dalam Ka'bah dicuci sebanyak dua kali dalam satu tahun dengan memakai air zamzam dan air mawar. Biasanya prosesi tersebut dilaksanakan pada Sya'ban dan Muharam. Untuk lebih spesifiknya, pemegang kunci Ka'bah sekarang ini yaitu Syeikh Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi.
Kunci Ka'bah terbuat dari bahan nikel yang mempunyai panjang 35 cm. Kunci Ka'bah dilapisi oleh emas 18 karat. Kunci itu juga telah mengalami beberapa perubahan dan terakhir di November 2013.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh