Home / Rubrik / Berita

Membantu Irfan, Difabel Inspiratif Penjual Layangan di Ballaparang Makassar

gambar-headline
Sulawesi Selatan Post Views: 15

Kisah inspiratif datang dari seorang ayah tangguh bernama Irfan (37), penyandang difabel penjual layangan keliling di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Irfan kehilangan kedua kakinya karena tersengat listrik ketika sedang bekerja. Bagi Irfan, saat itu adalah saat-saat terberat bagi dirinya. Dimana selain harus kehilangan kaki, ia pun harus kehilangan pekerjaan dan ditinggal istri serta anaknya.

 

Kepada tim Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, Irfan bercerita jika beberapa bulan lalu istrinya ijin pergi merantau untuk mencari nafkah sembari membawa anak pertama dan keduanya yang sudah besar. Sementara anak ketiganya yang masih bungsu dititip kepada Irfan.

Sejak pergi merantau istri Irfan tidak pernah memberi kabar. Karena harus terus melanjutkan hidup, akhirnya Irfan memilih untuk jualan layangan buatannya. 

 

"Saya ga mungkin hanya menunggu nafkah dari istri, jadi saya memutuskan untuk jualan. Modal jualan pertama saya didapat dari hasil menjual 5 buah sarung baru, sarung itu merupakan barang berharga yang saya punya. Alhamdulillah meskipun uang dari menjual sarung sedikit tapi saya bersyukur karena bisa jualan," ujarnya.

Irfan melanjutkan jika dirinya jualan layangan setiap siang sampai menjelang magrib. Ia jualan menggunakan kaki palsu dan tongkat kruk sembari ditemani si bungsu anaknya.

"Saya jualan siang karena paginya bikin layangan dulu. Ketika keliling, anak bungsu saya yang megang layangan karena saya kerepotan harus jalan pake tongkat" ungkapnya.

 

Penghasilan yang didapat Irfan sangatlah tidak menentu, tergantung banyak tidaknya layangan yang terjual. Nantinya setiap penghasilan yang didapat Irfan selalu digunakan untuk makan, nabung bayar kontrakan dan untk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Penghasilan saya antara 15 sampai 10 ribu, kalo kontrakan sebulannya 400 ribu. Tiap hari saya harus jualan biar bisa makan dan nabung bayar kontrakan. Saya harus terus bekerja biar semua kebutuhan terpenuhi dan si bungsu bisa sekolah seperti anak-anak lainnya," kata Irfan.

 

Meski hidup yang dialami Irfan sangatlah berat, Irfan tidak pernah banyak mengeluh. Ia selalu berusaha untuk bersyukur karena disaat kondisinya tidak sekuat dulu, ia bisa tetap mandiri tanpa mengharapkan belas kasihan dari orang lain.

 

Untuk meringankan beban Irfan, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci. Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.

"Alhamdulillah pak Irfan sangat senang dan bersyukur ketika menerima bantuan ini, tidak lupa ia pun mengucapkan terima kasih dan memanjatkan doa untuk kebaikan para donatur yang telah memberikan bantuan ini melalui perantara Rumah Yatim," tutur salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.

Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Irfan, serta bisa menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur yang telah membantu Irfan melalui Rumah Yatim.


Author

img-author

Sinta Guslia

4 bulan yang lalu