Home / Rubrik / Berita

Rumah Yatim Bantu Penuhi Kebutuhan Hidup Chaidir, Remaja Tunanetra Penjual Kerupuk Keliling di Makassar

gambar-headline
Sulawesi Selatan Post Views: 11

Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci kepada Chaidir (16), remaja penyandang Tunanetra di Kelurahan Biring Romang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id , diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup Chaidir dan keluarganya.

 

Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan menyampaikan jika Chaidir terlihat sangat senang dan terharu ketika menerima bantuan tersebut. Berkali-kali remaja tangguh ini mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah memberikan bantuan ini.

"Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah juga kebaikan untuk Chaidir dan keluarga, serta menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur yang telah membantu Chaidir melalui Rumah Yatim," tuturnya.

 

Terlahir dengan kondisi Tunanetra tidak membuat Chaidir terpuruk, minder dan menyerah dalam hidupnya. Setiap hari remaja tangguh ini beraktivitas seperti anak normal lainnya yakni sekolah dan belajar. 

Tidak hanya itu, bahkan Chaidir melakukan aktivitas yang luar biasa yakni bekerja sebagai penjual kerupuk keliling. Ia melakukan hal itu untuk membantu ayahnya mencari nafkah.

 

Diketahui, ayah Chaidir bekerja sebagai petugas kebersihan dengan penghasilan 500 ribu perbulannya. Penghasilan nya itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah Chaidir. Agar bisa membantu ayahnya, Chaidir berinisiatif membantu dengan berjualan kerupuk keliling milik tetangganya. Penghasilan yang didapat setiap harinya tidaklah banyak, yakni hanya 3-4 ribu rupiah saja, nantinya penghasilannya itu diberikan kepada ibunya untuk tambahan beli beras.

 

Chaidir saat ini duduk di bangku kelas 6 SD, meski di kelasnya ia paling tua, Chaidir tidak pernah mengeluh. Meski ia sering diejek buta, autis dan miskin oleh teman-temannya, Chaidir tidak pernah menyerah dalam menuntut ilmu. Chaidir yakin jika kondisi spesialnya tidak akan menghalanginya dalam menggapai cita-cita menjadi orang sukses.

 

 

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

5 bulan yang lalu