Nasib sebatang kara diusia senja harus dijalani kakek Ribudi (63) warga Dukuh Dusun Klesman, Desa Blederan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Sehari-hari, kakek Ribudi bekerja sebagai penjual perkakas keliling dari pagi sampai sore. Penghasilan yang didapatnya tidak banyak, antara 5 sampai 15 ribu saja. Nantinya penghasilannya itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kepada relawan Rumah Yatim, kakek Ribudi bercerita jika perkakas yang dijual nya tidak banyak karena modalnya sedikit. Sering sekali ketika jualan, pembeli tidak jadi membeli karena perkakas yang dibutuhkannya tidak ada. "Kakek punya modalnya sedikit jadi perkakas yang dijual ga banyak dan ga lengkap. Perkakas ini kakek beli di pengrajin perkakas dekat rumah," ucapnya.
Ia melanjutkan jika penghasilannya sering sekali tidak cukup untuk makan sehari-hari dan berobat. "Kakek sekarang sering sakit-sakitan, mata sebelah kakek yang masih bisa lihat sering perih. Kakek pengen berobat tapi untuk makan aja susah apalagi untuk berobat," ucapnya.
Kakek Ribudi berharap memiliki uang banyak untuk tambahan modal supaya dirinya bisa jualan perkakasnya banyak dan lengkap, agar penghasilannya bertambah.
Sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya, Rumah Yatim cabang Yogyakarta memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk kakek Ribudi. Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.
Raut wajah bahagia ditunjukan kakek Ribudi ketika menerima bantuan tersebut. "Alhamdulillah ya Allah, Allah mengabulkan doa kakek melalui Rumah Yatim dan para donatur. Terima kasih Rumah Yatim dan donatur, bantuan ini sangat berarti sekali, insya Allah bantuan ini akan kakek gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan modal jualan," tutur kakek Ribudi.
Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah dan bisa memajukan usahanya. "Semoga dengan adanya bantuan ini penghasilan kakek makin bertambah. Sekali lagi terima kasih Rumah Yatim dan donatur, semoga Allah membalas semuanya dengan balasan yang terbaik," tuturnya.
Author
Sinta Guslia