Semenjak ditinggal merantau kedua orang tuanya beberapa tahun lalu, Anriasyah (16) harus berjuang sendiri agar bisa terus sekolah dan menyambung hidup.
Setiap hari tepatnya setelah pulang sekolah, remaja tangguh ini bekerja sebagai marbot masjid dengan upah antara 10 sampai 15 ribu rupiah perminggu.
Meskipun penghasilannya sangat kecil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Anriasyah tetap mengerjakan pekerjaannya itu dengan sungguh-sungguh dan rajin. "Biar cukup buat seminggu, aku sama tante makan sedikit, itupun nasi aja ga pake lauk. Sebenarnya aku pengen nyari kerja lain tapi belum dapet juga. Sekarang aku harus bersyukur dulu karena bisa nyari nafkah halal untuk kebutuhan sehari-hari," tutur Anriasyah.
Ia melanjutkan jika sejak ditinggal merantau kedua orang tuanya, Anriasyah tinggal bersama tantenya disebuah kontrakan kecil di Kelurahan Bitowa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Kondisi sang tante yang sakit asma dan sakit lainnya membuatnya tidak bisa bekerja.
"Tante ga boleh kecapean, kalo kecapean beliau suka sesak dan badannya sakit. Tante jarang berobat karen uangnya belum ada. Jangankan untuk berobat, untuk makan, bayar kontrakan dan bayar SPP sekolah aja aku kesulitan. Udah dua bulan ini aku nunggak bayar kontrakan dan SPP," paparnya.
Selama merantau, orang tua Anriasyah tidak pernah memberi kabar apalagi memberikan uang untuk kebutuhan Anriasyah. Sampai-sampai Anriasyah bertanya-tanya apakah kedua orang tuanya masih ada? Jika ada kenapa mereka membiarkan Anriasyah.
"Aku tiap hari berdoa semoga segera dipertemukan lagi sama kedua orang tua, selain itu aku berdoa semoga aku banyak uang biar bisa membayar tunggakan SPP, kontrakan, beli bahan pokok, beli perlengkapan sekolah dan membawa Tante berobat," ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim Cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Anriasyah.
Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id, diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan Anriasyah.
Raut wajah bahagia penuh haru ditunjukan Anriasyah ketika menerima bantuan ini. Ia mengaku sangat bersyukur dan tidak menyangka akan mendapat bantuan dalam jumlah yang banyak.
"Alhamdulillah ya Allah, doa aku dikabul Allah melalui perantara Rumah Yatim dan para donatur. Terima kasih Rumah Yatim dan donatur, semoga Allah membalas semuanya dengan sebaik-baiknya balasan," ungkap Anriasyah.
Author
Sinta Guslia