Masa anak-anak yang seharusnya diisi dengan hal-hal yang menyenangkan seperti belajar dan bermain, rupa-rupanya tak dirasakan betul oleh Rendi, anak tangguh dari Jalan Daeng Ramang Lr 07, Kelurahan PAI, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Di usianya yang masih belia yakni 15 tahun, Rendi harus bekerja keras jadi pencari rongsokan supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup mulai dari makan, kebutuhan adiknya, pendidikan hingga pengobatan ibunya yang menderita Epilepsi.
Pekerjaan tersebut biasa ia lakukan setelah pulang sekolah dan mengurusi ibunya, sampai menjelang malam.
Kepada salah satu relawan Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, Rendi bercerita jika dirinya mencari rongsokan sembari membawa adiknya yang masih berusia dua tahun. Rendi tidak tega menitipkan sang adik kepada ibunya yang sedang sakit dan sering kambuh Epilepsinya.
"Saya terpaksa bawa adik cari rongsokan soalnya kalo di rumah saya khawatir. Pernah waktu itu saya titipin adik sama ibu, tidak lama dari situ ibu kambuh Epilepsi nya, saya kasihan ke ibu sama adik. Setiap hari saya bawa adik cari rongsokan, dia duduk di gerobak biar ga cape," ujar Rendi.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika ayahnya pergi entah kemana. Sejak ayahnya pergi, Rendi lah yang menggantikan peran ayahnya dalam mencari nafkah. Meski penghasilan yang didapatnya tidak banyak, hanya sekitar 12 sampai 15 ribu perharinya, Rendi tetap bersyukur karena bisa memberikan nafkah halal untuk ibu dan adiknya.
"Penghasilan saya kecil sih tapi Alhamdulillah harus di syukuri. Biasanya kalo udah dapet uang suka saya belikan beras buat makan kami, berasnya di hemat-hemat biar penghasilan hari berikutnya bisa buat nabung beli obat Epilepsi ibu, bayar kontrakan dan beli perlengkapan sekolah," tuturnya.
Rendi mengatakan jika dirinya harus lebih rajin lagi cari rongsokannya agar penghasilannya lebih banyak. Rendi harus membayar kontrakan yang sudah menunggak dua bulan, jika tidak dibayar, ia takut diusir pemilik kontrakan. "Saya harus lebih rajin lagi kerjanya, saya gamau diusir, saya gamau adik dan ibu tidur di jalanan," ucapnya.
Merespon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, bahan pokok dan keperluan MCK untuk Rendi.
Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id , diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Rendi mulai dari memenuhi kebutuhan makan, pendidikan, bayar kontrakan, pengobatan ibunya dan lainnya.
Raut wajah bahagia bercampur haru ditunjukan Rendi ketika menerima bantuan tersebut. "Alhamdulillah saya sangat bersyukur dan senang sekali bisa menerima bantuan dari Rumah Yatim, bantuan ini sangat berarti untuk saya, ibu dan adik. Terima kasih Rumah Yatim dan para donatur, semoga Allah membalas semua kebaikan ini," tutur Rendi.
Author
Sinta Guslia